Skip to main content

Model Pembelajaran Inquiry

MODEL PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY


PENDAHULUAN
Model pembelajaran inquiry adalah pembelajaran yang mendorong siswa belajar melalui investigasi dan dipandu pertanyaan berpusat pada siswa (Justice, dkk., 2007). Inquiry adalah suatu strategi untuk membuat siswa mengeksplorasi pengetahuan. Sebuah model untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan suatu topik, lebih khusus inquiry digunakan untuk pengembangan pengetahuan bagi siswa  (Johnson, 2005). Sebuah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal dan menyatakan permasalahan, untuk mengajukan pertanyaan tentang masalah tersebut dengan cara memberikan mereka kesempatan menjawab dan memberi penghargaan bahwa jawaban tersebut adalah hasil akhir dan awal untuk studi selanjutnya (Johnson, 2005).
Penerapan model Model pembelajaran inquiry mempunyai dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect). Dampak instruksional yang dihasilkan adalah diperolehnya proses-proses ilmiah dan strategi penyelidikna kreatif, dan dampak pengiringnya adalah: semangat kreativitas, kemandirian dan otonomi dalam pembelajaran, toleran terhadap ambiguitas, dan sifat pengetahuan yang tentatif. Lim (2004) menegaskan bahwa proses penyelidikan adalah faktor yang paling penting yang mencirikan model pembelajaran inquiry dan telah dianggap bermanfaat dalam menambah pembelajaran bermakna. Dalam pembelajaran inquiry siswa lebih banyak terlibat dan mendapat kesempatan untuk berpikir, tidak hanya mendengarkan ceramah dari pendidik. Siswa dapat merumuskan jawaban dari masalah yang disajikan dalam diskusi.
Di dalam kelas model pembelajaran inquiry pembelajaran berpusat pada siswa, banyak waktu dihabiskan untuk bekerja dalam kelompok kecil, diskusi menemukan konsep, dan presentasi siswa. Hayward, et.al (2016) menemukan bahwa menggunakan Inquiry Based interaksi antara siswa terjadi dengan baik. Ide-ide matematika muncul dan senantiasa meningkat dengan baik. Secara individual maupun diskusi mereka menyajikan masalah menyelesaikannya kemudian dipresentasikan dalam skala kelompok kecil maupun besar.

PEMBAHASAN
Model Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran inquiry sebagai proses mempelajari ilmu pengetahuan yang sangat mirip dengan metode dan prosedur pengetahuan yang benar (Johnson, 2005). Joyce & Weil, (1996) menjelaskan bahwa model pembelajaran inquiry sangat penting untuk mengembangkan nilai, sikap, dan cara berpikir ilmiah, seperti: (1) keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data, termasuk merumuskan dan menguji hipotesis serta menjelaskan fenomena, (2) kemandirian belajar, (3) keterampilan mengekspresikan secara verbal, (4) kemampuan berpikir logis, dan (5) kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif. 
Pembelajaran dengan membuat siswa maupun mahasiswa menemukan (inquiry) dan melakukan sesuatu (doing something) mampu memberikan pemahaman dan menanamkan konsep pengetahuan lebih lama dalam pikiran mereka. Blanchard et.al (2010) menemukan bahwa inquiry approach lebih efektif daripada traditional approach, Inquiry berperan dalam meningkatkan pemahaman terhadap pengetahuan dan proses ketrampilan seseorang dalam menemukan konsep. kunci dari pembelajaran inquiry adalah konstruktivisme (pembangunan) konsep. Proses pembelajaran inquiry didorong oleh siswa, instruktur berperan tidak lebih sebagai pelatih, pemandu, fasilitator, yang membantu siswa tiba pada konsep pengetahuan yang benar. Instruktur, guru, maupun dosen yang mengadopsi model pembelajaran inquirymereka mampu membantu siswanya mengidentifikasi proyek pembelajaran yang dilakukan, untuk kemudian memandu penyelidikan dan proses pelaporan oleh siswanya. 

A.    Konsep Dasar

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.



B.       Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri   memiliki beberapa ciri, di antaranya:
Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar,  tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

C.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
1.      Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2.      Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3.      Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran  ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang  dipelajarinya.
4.      Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.       Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

D.      Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.      Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
2.      Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
3.      Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4.      Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5.       Menerapkan kesimpulan dan generalisasi


E.  Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena  memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1.    Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2.    Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.    Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.    Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1.      Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.      Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.      Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.      Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka  strategi  ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.




DAFTAR RUJUKAN
Blanchard, M. R., Southerland, S. A., Osborne, J. W., Sampson, V. D., Annetta, L. A., & Granger, E. M. 2010. Is inquiry possible in light of accountability?: A quantitative comparison of the relative effectiveness of guided inquiry and verification laboratory instruction. Science Education, 94(4), pp. 577- 616.
Educating, A.A.T., 2016. Inquiry-Based Learning: an Approach to Educating and Inspiring Kids. Tersedia di www.youthlearn.org
Hayward, C.N., Kogan, M. & Laursen, S.L. 2016. Facilitating Instructor Adoption of Inquiry-Based Learning in College Mathematics. International Journal of Research in Undergraduate Mathematics Education. Volume 2, Issue 1, pp. 59–82.
Laursen, S. L., Hassi, M. L., Kogan, M., & Weston, T. J. 2014. Benefits for women and men of inquirybased learning in college mathematics: a multi-institution study. Journal for Research in Mathematics Education, 45(4), pp. 406–418.
Lim, Byung-RO. (2004). Challenges and Issue in Designing Inquiry on The Web, British Journal of Educational Technology, 35 (5), 627-643.
Johnson, Duanne. (2005). Teaching and Learning Research Exchange: Chalenges to Implementing Inquiry: In The Senior Science Classroom, Stirlling Mcdowell.
Joyce, Bruce & Weil, Marsha. (1996). Model of Teaching, Boston: Allyn and Bacon.Williamson, S.N. (2007). Development of A Self-Rating Scale of Self Directed Learning. Nurse Researcher, 14 (2), 66-83
Justice, C.dkk., (2007). Inquiry in Higher Education: Reflections and Direction on Course Design an Teching Methods. Journal Innov High Educ: , 31, 201-21.
Pedaste, M., Mäeots, M., Siiman, L.A., De Jong, T., Van Riesen, S.A., Kamp, E.T., Manoli, C.


Comments

Popular posts from this blog

Fungsi Kontinu dan Diskontinu

  A.       Definsi Fungsi Kontinu dan Diskontinu               Berikut ini akan ditunjukan definisi fungsi kontinu dan diskontinu; grafik fungsi kontinu dan diskontinu, serta contoh dan latihan soal dari fungsi kontinu. 1.         Definsi Fungsi Kontinu dan Diskontinu                               Berdasarkan definisi pada bagian a, dapat diperoleh bahwa  dikatakan kontinu di , jika dipenuhi tiga sy a rat berikut ini: 1.        ada 2.       Nilai  ada 3.                      ...

Sandstone Arkose

  MAKALAH MATA KULIAH ILMU PENGETAHUAN BUMI ANALISIS BATUAN DAN MINERAL SANDSTONE ARKOSE (BATU PASIR AKRKOSE) OLEH NAMA                                    : AGUSTIN FATMAWATI NIM                                         : 110321406341 OFF                                          : A-C HARI/TANGGAL           ...

Konsep Dasar Fisika pada Pompa Hidram

A.                 PENDAHULUAN Air sebagai kebutuhan pokok kehidupan adalah komponen vital bagi kualitas kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia memiliki daya konsumsi air  yang cukup besar pada bidang pertanian, terutama dalam hal irigasi. Namun sayangnya pada kondisi geografis Indonesia, seringkali beberapa daerah merupakan daerah berbukit-bukit dan pegunungan yang terkadang menjadi kendala untuk memenuhi suplai air bagi pertanian di daerah hulu.