![]() |
MAKALAH MATA KULIAH
ILMU PENGETAHUAN BUMI
ANALISIS
BATUAN DAN MINERAL
SANDSTONE ARKOSE
(BATU PASIR AKRKOSE)
OLEH
NAMA : AGUSTIN
FATMAWATI
NIM :
110321406341
OFF : A-C
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 28 APRIL 2013
DOSEN
MATA KULIAH : SITI ZULAIKHA, M.Si
JURUSAN FISIKA FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
2013
SANDSTONE
ARKOSE (BATU PASIR ARKOSE)
GAMBAR BATU PASIR
ARKOSE
![]() |
|||
![]() |
![]() |
![]() |
||||
![]() |
RUMUS KIMIA
Arkose
adalah salah satu jenis batu pasir yang biasanya tersusun dari kuarsa sebagai
mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar (MgAlSi3O8)
jumlahnya lebih banyak dari kuarsa. Selain dua mineral utama tersebut arkose
juga mengandung mineral-mineral yang bersifat kurang stabil, seperti clay
, microline
, biotite
dan plagioklas 




PENDAHULUAN
Batuan
adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh kumpulan atau
kombinasi dari satu macam mineral atau lebih. Batuan yang dibentuk oleh
berbagai jenis dan susunan mineral dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Batuan beku (igneous rocks)
Batuan
beku terbentuk dari prosees pembekuan magma dalam perjalanannya menuju
permukaan bumi, termasuk hasil aktivitas gunung api. Magma ini dapat berasal
dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel maupun
kerak bumi. Berikut ini adalah pembagian jenis-jenis batuan beku
1) Batuan
beku dalam
2) Batuan
beku korok
3) Batuan
beku luar
2. Batuan
endapan (sedimentary rocks)
Batuan
endapan atau sedimen terbentuk dari proses pengendapan bahan lepas (fragmen)
hasil pelapukan batuan lain yang terangkut dari tempat asalnya oleh air, es,
atau angin, yang kemudian mengalami proses pemadatan dan perekatan. Jenis
batuan sedimen antara lain :
1) Batu
kapur (Limestone)
2) Batu
pasir (sandstone)
3) Batu
lempung
3. Batuan
metamorf (metamorphic rocks)
Batuan
metamorf terentuk dari proses perubahan batuan asal (batuan beku atau sedimen),
baik perubahan bentuk atau struktur maupun mineralnya akibat pengaruh tekanan
atau temperatur tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru.
Batuan
metamorf dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Batuan
metamorf kontak
2) Batuan
metamorf tekan
3) Batuan
metamorf regional
Para
ahli geologi membagi batu pasir secara umum menjadi tiga kelompok yang berbeda.
1.
Orthoquartzites,
sedimen ini terdiri atas kwarsa hampir secara menyeluruh. Orthoquartzites menyebar secara luas dan merupakan batu pasir yang
umum di midwestern Amerika Serikat.
2. Arkoses,
arkose berbeda dengan orthoquartzites
dilhat dari isi feldspar, sebagian besar orthoclase atau microline. Arkose
berkembang di berbagai lingkungan sedimen dan khususnya dapat ditemukan di
dekat dasar sedimentary column.
3.
Graywackes,
batu ini ditandai oleh kelimpahan fragmen dari batu
karang yang ada sebelumnya. banyak graywackes, sesungguhnya, berisi fragmen
kwarsa kecil, plagioclase, dan mungkin orthoclase atau microline. Pada
magnesium dan besi. ketika kita mendiskusikan evolusi benua, kita akan temukan
graywackes adalah karakteristik untuk dalam dan dengan cepat surut depositional
kolom/dok/bak dikenal sebagai geosinklin
Batu
Pasir Arkose
Ciri-ciri khusus
: Kaya akan batu pasir dalam massa batuan yang
tersusun
dari mineral aluminium silikat bercampur
dengan potasium, kalium, sodium dan barium. Dasarnya adalah sesuatu yang
tersedia, tetapi fosil-fosil yang langka. Mencairnya zat asam hidrolika,
yang mana disebabkan oleh semen yang mengeras
Warna
: Mengkilap kecoklatan, abu-abu atau pink, putih keabuan
Lingkungan : nonmarine (sering fluviatil pada iklim semi-arid)
Type : sedimentary
– detrital
Sediment : sand
(fine, medium, coarse)
Tekstur dan
Butiran : Biasanya
butirannya sedang (2 mm / 1/16 dalam rata-rata) tapi
butirannya baik. Butiran mineral tidak dapat bersatu.
Komposisi
: Terdiri atas batu pasir kuarsa yang memuat
seperempat massa batuan yang tersusun dari mineral
alimunium silikat bercampur dengan potasium, kaliu, sodium,
dan barium dengan pengerasan atau semen oksida besi, mungkin juga terdapat
mika.
Daerah pembentukkan : Diperoleh
dari perubahan cuaca, pemindahan dan penyimpanan dari batuan granit.
Tempat
ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia (khususnya pantai dan gumuk pasir)
KARAKTERISTIK
Feldspathic sandstone dan Arkose
Definisi-Definisi
Istilah
feldspathic sandstone digunakan untuk menamakan batupasir dimana felspar
merupakan detritus penyusun yang penting, biasanya cukup melimpah untuk dapat
dilihat dengan mata telanjang. Istilah arkose, di lain pihak, adalah suatu
kategori khusus dari feldspathic sandstone. Arkose merupakan istilah
lama yang asal-usulnya tidak diketahui secara pasti; orang yang pertama-tama
memakai istilah arkose adalah Brogniart (Oriel, 1949). Brogniart (1826) menulis
makalah yang pertama-tama membahas tentang arkose dan kebenaan geologinya. Pengertian
arkose relatif tidak banyak mengalami perubahan sejak dimunculkan pertama kali
hampir dua abad yang lalu. Arkose umumnya berbutir kasar dan disusun oleh
partikel menyudut, terutama kuarsa dan felspar, serta diasumsikan berasal dari
granit atau batuan yang berkomposisi granitik. Kuarsa biasanya berperan sebagai
material dominan dalam arkose, meskipun dalam arkose tertentu felspar memiliki
kelimpahan yang lebih tinggi dibanding kuarsa. Material lain penyusun arkose
memiliki kelimpahan yang lebih rendah dibanding kuarsa dan felspar.
Arkose
Hingga
dewasa ini para ahli belum sepakat untuk menentukan berapa jumlah felspar
minimum yang harus dimiliki oleh suatu batupasir agar batupasir itu masih dapat
dinamakan arkose. Allen (1936) menempatkan limit bawah pada angka 25%; Krynine
(1940) menempatkan limit bawah pada angka 30%, namun kemudian (Krynine, 1948)
diubah menjadi 25%. Pettijohn (1949) menyetujui limit bawah diletakkan pada
angka 25% dan mengusulkan agar istilah feldspathic sandstone digunakan
secara terbatas untuk menamakan batupasir yang mengandung felspar 10–25% dari
semua material detritus yang ada didalamnya. Istilah subarkose dewasa ini
digunakan untuk menamakan apa yang dulu disebut sebagai feldspathic
sandstone oleh Pettjohn (1949). Arkose didefinisikan ulang oleh Pettijohn
(1954) untuk menamakan batupasir yang mengandung 25% atau lebih material labil
(felspar dan fragmen batuan), dimana 50% atau lebih dari material labil itu
berupa felspar. Dengan merujuk pada definisi ini, arkose dapat mengandung
felspar paling tidak 12,5%.
Definisi
arkose yang dikemukakan di atas gagal untuk membedakan arkose yang sebenarnya
dari feldspathic graywacke karena sebagian feldspathic graywacke
mengandung felspar > 25%. Menurut definisinya, graywacke mengandung
matriks dalam jumlah yang relatif banyak, sedangkan arkose mengandung semen
(biasanya kalsit). Walau demikian, sebagian arkose juga mengandung lempung
diantara parttikel-partikel penyusun rangka. Bagaimana kita dapat membedakan
arkose seperti itu dari feldspathic sandstone? Secara umum, arkose
memang berasal dari hasil disintegrasi batuan granitik yang kaya akan
K-felspar. Di lain pihak, felspar yang biasa mencirikan graywacke adalah
Na-felspar. Berbeda dengan arkose, graywacke juga kaya akan berbagai
varietas fragmen batuan yang asal-usulnya beragam. Secara umum, matriks graywacke
merupakan material kloritik, sedangkan lempung dalam arkosic wacke
cenderung berupa lempung kaolinitik dan umumnya berwarna merah karena adanya
pigmen besi. Perbedaan komposisi itu secara umum berasosiasi dengan modus
keterdapatan yang berbeda serta dengan susunan internal atau struktur yang juga
berbeda. Hubungan antara beberapa tipe pasir tersebut di atas dilukiskan secara
diagramatis pada gambar 7-5.
Kemas dan Komposisi
Arkose
umumnya berbutir kasar serta terutama disusun oleh kuarsa dan felspar. Batuan
ini biasanya berwarna merah muda atau kemerahan. Warna itu muncul karena
pengaruh felspar yang ada didalamnya atau, dalam beberapa kasus, karena adanya
matriks lempung merah. Sebagian arkose berasal dari batuan granitik atau
gneisik yang mengandung felspar abu-abu atau putih sehingga cenderung berwarna
abu-abu atau putih, kecuali apabila didalamnya terdapat material pengandung
besi.
Mineral
utama penyusun arkose adalah kuarsa, meskipun kadang-kadang felspar dapat
berperan sebagai material dominan. Karena cenderung kasar, partikel kuarsa
penyusun arkose cenderung berupa kuarsa polikristalin. Sebagian partikel
penyusun arkose berupa granul komposit yang disusun oleh kuarsa dan felspar. Partikel
penyusun arkose umumnya tidak membundar. Dengan beberapa pengecualian, felspar
penyusun arkose berupa mikroklin. Felspar dalam arkose bervariasi mulai dari
felspar segar hingga felspar lapuk (terkaolinisasi), atau merupakan felspar
yang terlapukkan sebagian. Dalam arkose yang tersemenkan oleh kalsit, felspar
penyusunnya dapat memperlihatkan gejala replacement, mulai dari sekedar
korosi pada sisi partikel felspar hingga replacement total. Dalam arkose
lain, felspar memperlihatkan regenerasi. Maksudnya, felspar dapat
memperlihatkan gejala overgrowth, dimana material overgrowth itu
jernih dan tidak memperlihatkan perkembaran. Mika berbutir kasar, baik yang
berupa muskovit maupun biotit (dan biotit yang terkloritisasikan), merupakan
material lain yang biasanya hadir dalam arkose. Mika cenderung sejajar dengan
bidang perlapisan. Mika itu umumnya terlengkungkan atau terdeformasi akibat
tekanan-tekanan yang diberikan oleh partikel lain yang ada disekitarnya. Biotit
dapat mengalami kloritisasi atau terubah akibat oksidasi. Batupasir arkosik
dengan provenansi campuran dapat mengandung fragmen batuan dan berubah secara
berangsur menjadi lithic arenite berbutir kasar.
Kalsit
merupakan material penyemen yang sering ditemukan dalam arkose muda. Sebagian
arkose tua memperlihatkan secondary overgrowth pada felspar dan kuarsa
yang ada didalamnya. Enlargement seperti itu, jika berlangsung lengkap,
akan menghasilkan batuan yang terlitifikasi kuat dan dilihat selintas sangat
mirip dengan gneis granit, terutama pada singkapan kecil. Sebagian arkose yang
tidak mengandung semen, namun memiliki matriks kaolinitik, umumnya berwarna
merah karena adanya pigmentasi oksida besi. Batuan seperti itu dinamakan
batumerah (redstone) oleh Krynine (1950).
Komposisi
kimia ruah arkose mencerminkan komposisi mineralnya. Dominansi kuarsa dan
felspar dalam arkose terlihat dari tingginya kadar SiO2, Al2O3,
dan K2O dalam batuan tersebut. Jika tersemenkan oleh kalsit, CaO dan
CO2 akan menjadi senyawa dominan. Arkose biasanya dapat dibedakan
dari batupasir kuarsa (ortokuarsit) karena kadar SiO2 dalam arkose
lebih rendah, sedangkan kadar Al2O3 dan K2O
dalam arkose lebih tinggi dibanding ortokuarsit. Arkose berbeda dari graywacke
karena relatif kaya akan K2O, namun relatif miskin akan Na2O.
Lihat gambar 7-6. Berbeda dengan arkose, graywacke cenderung kaya akan
MgO. Kadar besi total dalam graywacke, khususnya FeO, mencerminkan
matriksnya yang bersifat kloritik.
Arkose
adalah jenis batupasir dengan jumlah butiran feldspar >25&. Arkose
butirnya tidak saling mengunci, butirannya membulat dan dipisahkan dengan
material semen dengan butiran yang halus. Batuan ini umumnya berwarna merah
daging dan bertekstur klastik dengan struktur masif dengan ukuran butir sebesar
1/16-2mm.
Mineral-mineral
dalam Arkose antara lain:
- Mineral
Orthoklas, berwarna merah daging dengan ukuran pasir.Memilki kilap mutiara,
translucent, dengan kelimpahan sangat melimpah
- Mineral
kuarsa dengan kilap kaca, tak berwarna dengan ketembusan cahaya transparent
dengan ukuran 1/16-2mm. Kelimpahan mineral ini dalam Arkose cukup melimpah
Genesa
Batuan :
Arkose
merupakan batuan sedimen hasil dari lithifikasi material-material sedimen yang
tertranspportasi tidak jauh dari batuan induknya, biasanya granit. Hal ini
ditandai dengan butiran-butirannya yang masih agak runcing.
Arkose
biasanya cukup bersih tetapi bentuk butirannya tidak terlalu baik karena
bersudut-sudut dan juga pemilahannya tidak terlalu baik. Kandungan mineral
lainnya, secara berurutan sesuai presentase dapat dilihat pada tabel D.
Komposisi kimia arkose ditunjukkan pada tabel E dimana terlihat bahwa arkose
mengandung lebih sedikit silika jika dibandingkan dengan orthoquartzites.
KEGUNAAN/MANFAAT
Batu
pasir telah digunakan untuk kontruksi dalam negeri dan peralatan rumah tangga sejak
zaman prasejarah. Batu pasir merupakan bahan bangunan yang populer karena
relatif lunak sehingga mudah untuk diukir. Telah banyak digunakan diseluruh
dunia untuk membangun kuil-kuil, katedral, rumah, air mancur hias, patung, dan
bangunan lain.
Selain itu manfaat batu pasir
diantaranya ialah sebagi berikut:
- Industri gelas kaca: Batu pasir kuarts mengandung senyawa silika yang merupakan oksida pembentuk gelas.
- Industri Semen: Sebagai pengontrol kandungan silika dalam semen yang akan dihasilkan.
- Industri Keramik: Bahan baku pembuatan tegel mosaik/ email.
- Industri gerinda: Sebagai pengamplas.
- Industri pengecatan logam: Bahan baku pasir cetak dan sebagai bahan penghilang karat dalam industri logam.
·
Milstone untuk menghaluskan jagung
INFORMASI
TAMBAHAN
Varietas dan Cara Terdapatnya
Arkose
muncul baik sebagai residuum yang mirip dengan selimut dan terletak di bagian
dasar paket batuan sedimen yang menindih granite terrane atau sebagai
endapan tebal berbentuk baji yang berselingan dengan konglomerat pengandung
granit serta dengan batulanau dan serpih merah.
Basal
arkose,
karena tipis dan lapisannya relatif tidak berkesinambungan, jarang ditemukan
dalam volume yang besar. Ke atas, basal arkose dapat berubah cepat
menjadi pasir biasa yang miskin akan felspar. Salah satu contoh terbaik dari
arkose adalah bagian bawah Lamotte Sandstone (Kambrium) di daerah Ozark,
Missouri, dimana formasi itu terletak di atas granit Prakambrium (Ojakangas,
1963). Basal arkose merupakan residuum yang sedikit terrombakkan.
Mundurnya laut ke arah darat di daerah batuan granitik menyebabkan terombakkannya
arkose yang semula menyelimuti batuan granit itu. Perombakan dan penghilangan
bagian halus yang meluruh menyebabkan tersisanya residu felspatik yang, apabila
terkonsolidasi, akan disebut arkose atau subarkose, tergantung kadar felspar
yang terkandung didalamnya. Material seperti itu memiliki penyebaran yang
terbatas, yakni hanya pada bagian bawah formasi atau pada baji perselingan granite
wash di dekat dasar atau berasal dari perbukitan granit yang terkubur. Pada
beberapa kasus, residuum itu demikian sedikit terombakkan dan sedikit
terdekomposisi sehingga, ketika terlifikasi, endapannya sangat mirip dengan
granit. Endapan seperti itu biasa disebut recomposed granite atau reconstitute
granite. Batuan seperti itu dapat dikenal secara keliru dalam singkapan
kecil, dalam keratan pengeboran, atau dalam inti bor. Pada inti bor, sukar bagi
kita untuk mengetahui apakah kita telah mencapai “basement” granitik
atau apakah kita baru menembus suatu lidah granite wash. Dalam singkapan
sekalipun, terutama dalam beberapa Precambrian terrane dimana
batuan-batuan welded akibat metamorfisme, kontroversi dapat berkembang
berkaitan dengan meta-arkose: apakah batuan itu merupakan sedimen arkosik,
granit, atau sedimen yang mengalami granitisasi. Kontak antara granit dengan
arkose yang merupakan residunya mungkin berangsur dan, jika material yang di
atas itu benar-benar material sedimenter, maka kontak itu disebut gradational
unconformity. Salah satu contoh yang baik dari gradational unconformity
adalah kontak antara arkose Arkean dengan granit di Danau Saganaga, perbatasan
Ontario-Minnesota. Kontak itu telah dibahas oleh Grant (Winchell dkk, 1899) dan
Clements (1903).
Kriteria
untuk membedakan granit yang sebenarnya dengan recomposed granite cukup
banyak, namun umumnya sukar untuk diterapkan. Granit yang sebenarnya dapat
memperlihatkan gnessic foliation samar yang tidak akan hadir jika
terjadi disintegrasi lengkap serta hanya mengalami sedikit perombakan. Granit
yang sebenarnya juga terpotong oleh aplit dan korok komplementer lain. Recomposed
granite, jika kita mencoba melihatnya dalam keseluruhan singkapan, biasanya
mengandung beberapa fragmen atau kerikil granit serta gejala perlapisan yang
samar. Sifat dari recomposed granite itu jauh berbeda dengan khuluk
granit yang berbutir rata atau dengan tekstur porfiritik dari beberapa batuan
intrusi. Arkose yang mengalami sedikit atau tidak mengalami transportasi—residual
arkose—pada dasarnya tidak terpilah dan biasanya memiliki matriks yang kaya
akan lempung, umumnya berwarna merah, dengan kelimpahan ≥ 20%. Istilah redstone
digunakan untuk menamakan arkosic wacke tersebut (Krynine, 1950; Hubert,
1960). Batuan yang telah mengalami rekomposisi memiliki prosentase kuarsa yang
lebih tinggi dibanding granit. Sedikit pembundaran felspar (felspar ini
hendaknya tidak tertukar dengan resorbed phenocryst) juga dapat hadir
didalamnya. Keratan pengeboran hanya dapat menawarkan kriteria yang relatif
sedikit, meskipun sedikit pembundaran dan melimpahnya kuarsa yang menjadi ciri
khas dari sedimen mungkin merupakan kriteria yang paling bermanfaat.
Arkose
juga muncul sebagai endapan yang berkaitan dengan pengangkatan tubuh granit.
Arkose yang berkaitan dengan pengangkatan dan denudasi pluton granit itu
membentuk endapan berbentuk baji yang tebal, biasanya berbutir kasar, dan
umumnya konglomeratan. Contoh-contoh yang baik dari tipe arkose itu adalah New
Haven arkose, Portland arkose, dan arkose lain yang termasuk ke dalam Newark
Series (Trias) di Connecticut dan negara-negara bagian yang terletak di bagian
timur Amerika Serikat (Krynine, 1950); endapan arkosik dalam Lyons formation
dan Fountain formation (Karbon Awal) di Fort Range, Colorado (Hubert, 1960);
Old Red Sandstone di Skotlandia (Mackie, 1948); serta beberapa bagian Molassa
Tersier di bagian selatan Jerman dan Swiss (Gasser, 1968). Arkose pada beberapa
sabuk mobil bersifat anomali karena felspar yang ada didalamnya merupakan
Na-felspar, bukan K-felspar. Gejala seperti itu ditemukan dalam beberapa arkose
Arkean (Walker & Pettijohn, 1971) serta Swauk Arkose (Paleosen) di
Washington (Foster, 1960). Bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak
contoh-contoh endapan arkosik dengan tipe dan umur yang beragam dipersilahkan
untuk menelaah karya tulis klasik yang disusun oleh Barton (1916).
Wilayah
perisai secara umum dicirikan oleh endapan granitik sehingga memiliki potensi
yang tinggi sebagai penghasil arkose. Arkose yang agaknya berkaitan dengan
wilayah perisai adalah Jotnian sandstone (Prakambrium) di Finlandia (Simonen
& Kuovo, 1955) dan Swedia (Gorbatscher & Klint, 1961); Sparagmites di
Norwegia dan Swedia (Hadding, 1929), pasir Kapur awal (pra-Aptian) di bagian
barat Venezuela yang berasal dari Guayana Shield; Kazan Formation (Prakambrium)
di Northwest Territories (Donaldson, 1967); serta bagian bawah Lorrain
Quartzite (Huronian) di Ontario (Hadley, 1968).
Asal-Usul dan
Kebenaan Geologi
Konfigurasi
lapangan dan komposisi mineral dengan jelas memperlihatkan adanya hubungan yang
erat antara arkose dengan provenansi granitik. Dengan demikian, pasir arkosik
tersebar secara terbatas pada cekungan lokal atau pada daerah yang detritusnya
berasal dari bongkah batuan granitik yang terangkat dan terdenudasi atau di
sekitar perisai granitik. Secara petrografi, cekungan penyaliran besar
menghasilkan endapan yang beragam dan tidak akan menghasilkan pasir arkosik.
Meskipun agak felspathic, namun pasir dalam sungai-sungai besar mungkin
bukan berupa arkose, melainkan lithic sand. Dengan demikian, arkose
memiliki tempat dan waktu yang terbatas dalam rekaman geologi.
Walau
demikian, pasir yang kaya akan kuarsa (yakni batupasir kuarsa) juga berasal
dari provenansi granitik. Sebenarnya, apabila ditelusuri, semua pasir kuarsa
berasal dari batuan pluton yang banyak mengandung kuarsa. Batuan seperti itu
merupa-kan “granit” dalam pengertian luas. Jadi, mengapa sebagian pasir sangat
kaya akan felspar, sedangkan pasir lain tidak?
Kebenaan
felspar detritus telah menjadi bahan perdebatan hangat di kalangan para ahli.
Kehadiran felspar dalam jumlah besar pada beberapa batupasir (arkose) telah
mendorong munculnya teori yang menyatakan bahwa kondisi iklim tertentu, yang
menyebabkan tertahannya dekomposisi felspar, diperlukan untuk memungkinkan
selamatnya dan terakumulasinya felspar dalam sedimen (Mackie, 1899). Karena
itu, pembentukan arkose dipostulasikan memerlukan iklim yang sangat kering
(yang mengimplikasikan tidak adanya air sedemikian rupa sehingga peluruhan
kimia tidak berlangsung baik) atau iklim sangat dingin (yang mengimplikasikan
tertahannya aksi kimia). Data yang cukup banyak dewasa ini memungkinkan
disenyempurnakannya “teori iklim” itu. Krynine (1935) mengamati pembentukan
arkose di bawah kondisi tropis yang lembab, dengan temperatur rata-rata 26oC
dan curah hujan tahunan rata-rata 300 cm. Hasilnya menunjukkan bahwa felspar
tidak saja terakumulasi dalam sedimen di bawah kondisi sepertii tu, namun
pemelajaran yang kritis terhadap endapan feldspathic purba menghasilkan
banyak bukti bahwa banyak diantara endapan itu buikan merupakan produk iklim
yang ekstrim. Reed (1928), misalnya saja, mencatat bahwa batupasir Eosen di
California, yang mengandung hampir 50% felspar, mengandung flora yang hanya
dapat hidup di bawah kondisi hangat-lembab. Catahoula Sandstone di Texas
(Eosen?), mengandung flora pesisir tropis meskipun batuan itu mengandung
felspar hampir 50% (Goldman, 1915). Sebagaimana dikemukakan oleh Barton (1916),
batupasir arkosik yang terbentuk di bawah kondisi lembab mengandung felspar
yang tidak atau hanya sedikit terlapukkan. Campuran felspar segar dengan
felspar yang sedikit terlapukkan atau terubah dalam beberapa sedimen mungkin
dapat diterangkan sebagai produk torrential erosion pada daerah tinggi
yang dialasi oleh batuan pengandung felspar di bawah kondisi iklim hangat.
Arkose yang terbentuk di bawah kondisi iklim yang ekstrim tidak atau hanya akan
mengandung sedikit felspar yang lapuk.
Jika kandungan felspar tidak bergantung pada iklim, lalu apa
manfaat dari pengetahuan mengenai kandungan felspar itu? Pelapukan felspar
memerlukan tidak saja iklim yang sesuai, namun juga waktu yang relatif panjang.
Intensitas proses peluruhan dikontrol oleh iklim, sedangkan lamanya
proses-proses itu berlangsung ditentukan oleh relief. Daerah berelief tinggi
mengalami erosi yang relatif cepat sedemikian rupa sehingga felspar di daerah
seperti itu dapat terhindar dari penghancuran. Felspar yang tidak terhancurkan
itu kemudian masuk ke dalam cekungan pengendapan. Jika reliefnya rendah, laju
erosi juga rendah dan, jika iklimnya sesuai, felspar akan terdekomposisi
seluruhnya. Dengan demikian, kehadiran atau ketidakhadiran felspar merupakan
hasil kesetimbangan antara laju dekomposisi dengan laju erosi. Jadi, arkose
merupakan indeks dari ekstrimitas iklim dan aktivitas tektonik. Apakah
sekumpulan felspar lebih mencerminkan kondisi iklim atau kondisi tektonik, hal
itu harus dikaji lebih mendalam dengan menggunakan kriteria lain yang lebih
dari sekedar kehadiran atau ketidakhadiran felspar.
Uluru
Uluru, dikenal juga sebagai Ayers Rock, adalah sebuah formasi batu
berukuran besar di Taman Nasional
Uluru-Kata Tjuta, sekitar 350 km di barat daya kota Alice
Springs, Northern Territory, Australia.
Uluru adalah benda keramat bagi para Aborigin dengan
banyak mata
air, gua, dan lukisan primitif.
Pandangan
panorama saat matahari terbenam di Uluru.
Penamaan
Nama Uluru
digunakan oleh orang Aborigin dan tidak memiliki makna khusus dalam Pitjantjatjara, bahasa
setempat.
Pada Oktober 1872, penjelajah Ernest Giles menjadi orang
asing pertama yang melihat batuan ini namun tidak bisa mendekat karena
dihalangi Danau Amadeus dan hanya
menyebutnya sebagai "the remarkable pebble". Pada bulan Juli 1873, surveyor William Gosse mengunjungi
batu ini dan menamainya Ayers Rock, untuk menghormati Chief Secretary Australia
Selatan, Sir Henry Ayers.
Pada 1993, diadopsilah
kebijakan nama dual sehingga pada 15 Desember,
namanya menjadi Ayers Rock / Uluru dan pada 6 November
2002, namanya
dibalik menjadi Uluru/Ayers Rock atas permintaan dari Asosiasi Turisme
Regional Alice Springs.
Deskripsi
Uluru merupakan
salah satu dari ikon alam Australia yang paling terkenal. Formasi pasir yang
terkenal sedunia berdiri 348 m (1142 ft) tinggi (863 m / 2831 ft di atas
permukaan laut) dengan sebagian besar massa berada di bawah tanah, dan ukuran
lingkar 9,4 km (5,8 mil). Kedua Uluru dan Kata Tjuta memiliki makna budaya
besar untuk Aṉangu Tradisional pemilik tanah, yang mengarah ke jalan-jalan
wisata menginformasikan pengunjung lokal tentang flora dan fauna, makanan dan
semak Aborigin Mimpi cerita kawasan.
Uluru adalah
penting untuk muncul untuk mengubah warna berbeda sebagai cahaya pemogokan itu
pada waktu yang berbeda dari hari dan tahun, dengan matahari terbenam yang luar
biasa terutama ketika melihat glows sebentar merah. Meskipun curah hujan yang
jarang di daerah ini semiarid, selama periode basah batu mengakuisisi satu
perak-warna abu-abu, hitam dengan streaks algae pembentukan di daerah-daerah
yang berfungsi sebagai saluran untuk air mengalir.
Kata Tjuta, juga
disebut Mount Olga atau Olgas, merupakan salah satu formasi batuan sekitar 25
km (16 mil) dari Uluru. Khusus melihat daerah dengan akses jalan dan parkir
telah dibangun wisatawan untuk memberikan yang terbaik dilihat dari kedua situs
saat fajar dan senja.
Komposisi
Uluru adalah
terdiri dari dominant kasar arkose,
jenis pasir dicirikan oleh kelimpahan dari feldspar, dan beberapa konglomerat. Komposisi
rata-rata adalah 50% feldspar, kuarsa 25-35% dan sampai dengan 25% fragmen
batuan kebanyakan adalah feldspar K-feldspar dengan hanya kecil plagioclase
sebagai subrounded butir dan sangat inclusions diubah dalam K-feldspar yang
biasanya 2-4 butir millimetres (0.079-0.16 dalam) di garis tengah, dan tajam ke
subangular, yang pasir halus yang diurutkan dengan baik, dengan penyortiran
menurun dengan peningkatan ukuran butiran fragmen batuan yang termasuk
subrounded basal, selalu digantikan oleh derajat ke berbagai chlorite dan
epidote, yang hadir menyarankan mineral asal dari sumber granit besar, mirip
dengan Blokir Musgrave yang terkena selatan. Ketika relatif segar, batu yang
memiliki warna abu-abu, namun pelapukan besi tanah mineral oleh proses oksidasi
memberikan permukaan luar lapisan batu merah-brown rusty colour. Fitur yang
berkaitan dengan endapan dari endapan termasuk lintas seperai dan ripples, analisis
yang ditunjukkan dari endapan luas dangkal energi tinggi berhubung dgn sungai
dan saluran banjir lembar, khas dari alluvial fans. [4] [5]
Usia dan asal
Mutitjulu Arkose
yang diyakini menjadi sekitar usia yang sama seperti di Kata Tjuta konglomerat,
dan ada yang serupa asal walaupun jenis batu yang berbeda, tetapi lebih muda
dari yang terkena batu di sebelah timur Gunung Conner, [4] dan tidak terkait
dengan mereka. Strata di Uluru yang hampir vertikal, penyelaman di selatan
barat di 85 °, dan memiliki ketebalan terkena sedikitnya 2.400 m (7900 ft).
Strata yang menukik di bawah sekitar polos dan tidak ada keraguan memperpanjang
baik luar Uluru di bawah permukaan, tetapi di mana tidak diketahui. Batu pasir
pada awalnya, didepositkan sebagai bagian dari luas alluvial fan yang panjang
dari nenek moyang dari Musgrave, Mann Petermann Ranges dan ke sebelah selatan
dan barat, tetapi terpisah dari dekat kipas angin yang didepositkan pasir, batu
kerikil dan cobbles bahwa sekarang make up Kata Tjuta. [4] [5] yang mirip
dengan komposisi mineral Mutitjulu Arkose dan granit berkisar di selatan
sekarang jelasnya. Nenek moyang yang berkisar di selatan pernah jauh lebih
besar daripada eroded remnants kita lihat hari ini. Mereka berdesak-desakan
sampai saat gunung bangunan episode disebut sebagai Petermann Orogeny yang
terjadi pada akhir Neoproterozoic ke awal Cambrian kali (550-530 Ma), sehingga
Mutitjulu Arkose diyakini telah didepositkan di sekitar waktu yang sama. Arkose
di atas batu pasir yang membuat formasi yang terdiri dari biji-bijian yang
menunjukkan sedikit penyortiran berdasarkan ukuran butiran, pameran sangat
sedikit dan pembulatan feldspars di batuan yang relatif segar dalam
tampilannya. Ketidakjelasan ini penyortiran dan gandum pembulatan adalah khas
dari arkosic sandstones dan indikasi yang relatif cepat dari erosi granites
berkembang dari gunung di sebelah selatan. Pada lapisan pasir yang hampir
horisontal ketika didepositkan, namun kemudian mereka tilted dekat posisi
vertikal saat nanti episode dari gunung bangunan, kemungkinan di Alice Springs
Orogeny dari usia Palaeozoic (400-300 Ma)
Arkose: Soils of the Stockton Sandstone
Soils that form on the Stockton
Sandstone are particularly interesting. This page will provide detailed
discussions about these soils at a later date.
The Stockton Sandstone formation is
one of the prominent members of the Newark Group of rocks, Triassic-Jurassic in
age, that occupy the Piedmont of New Jersey, Pennsylvania, Maryland, and parts
of Connecticut. the discussion presented here concentrates on New jersey and
Pennsylvania. Most of the sedimentary rocks have been block faulted, or faulted
during extrusions of igneous rocks like diabase. Diabase can be observed in
such places as Round Valley Reservoir, Sourland Mountains, Princeton Ridge, and
even so far south as Gettysburg Pennsylvania where Devil's Den was a Civil War
battlefield element in 1863. A description of the Stockton Sandstone from
the Annual Report of the New Jersey State Geologist 1897 is presented in the
next paragraph. A fuller discussion of the Newark Group is within the Annual
Report of 1897
"Constitution --The basal beds
of the system are found at Trenton, where they rest upon the older crystalline
rocks--the Philadelphia- Trenton gneiss belt.
They consist of (a) coarse, more or less dis- integrated arkose conglomerates;
(b) yellow micaceus, feldspathlc sandstone; (c) brown-red sandstones, and (d)
soft-red argillaceous shales. These are iuterbedded and many times repeated.
The characteristic beds are the arkose conglomerates and
sandstones, the latter of which afford valuable building stones.
This series of beds is best shown in
the quarries near Wilburtha, five miles northwest of Trenton; in all the
quarries near Stockton, and along the base of the Palisades, from Weehawken
northward,the rapid alternation of beds from shales to freestones and to arkose
conglomerate is shown. Not infrequently a wen-marked bed thins out rapidly
within the limits of a quarry, or even disappears entirely, its place being
taken by a layer of a different texture. In other cases the bed, although
retaining its identity as a distinct layer, yet changes so in texture or color
along its plane that it would not be recognized as the same bed were it not
visible continuously. Thendividual layers
have the shape of very broad, thin lenses, which overlap at their edges where
they thin out.
The cross.bedded structure, often
observed in the sandstones, the ripple-marks, mud-cracks and impressions of
raindrops found in the ehaly layers, all indicate that these beds were
accumulated in shallow water in close proximity to the shore, after the manner
of seashore deposits of the present day. The
direction and velocity of the currents were constantly changing, thus
permitting the deposition of fine sand or mud directly upon layers of gravel. At times the mud fiats were exposed to the air.
and became dried and cracked under the sun's rays, or violent rainstorms beat
down upon them, leaving the impressions of the raindrops upon the surface. With
the return of high water another layer of silt was deposited, and in some cases
at least the impressions were preserved."
Tedrow (1986) presents a thorough
discussion of the general distribution pattern and characteristics of the soils
developed on the "Gray Sandstone" which is also known as the Stockton
Sandstone.
It is important to recognize that
these sandstones were laid down during periods of the Triassic when the
Appalachians were being eroded. Therefore, there are many instances where
lateral variations create great variability at the weathered surface, not due
to soil variability, but due to bedrock variability. This bedrock variability
is referred to as facies, and it is not unusual to find a soil pattern on the
surface that shows Hazleton, Lansdale, and Quakertown series complexes simply
due to the fact that there are different underlying rocks. If one were to
observe an outcrop of the Stockton formation, it would generally be possible to
see transitions laterally of conglomerate, mudstone, quartz-stone, and stone
with high arkose content.
If we consider the soil series simply
as they appear in a transect (line) from outcrop to valley bottom, the
following sequence is typical:
The Hazleton
Series series consists of deep and very deep, well drained soils
formed in residuum of acid gray, brown or red sandstone on uplands. Slope
ranges from 0 to 80 percent. Permeability is moderately rapid to rapid. Mean
annual precipitation is about 48 inches. Mean annual air temperature is about
51 degrees F.. Loam. Shallow, rocky (Channers
and flagstones), with some feldspar and occasional quartz gravel
from conglomerates.
The Lansdale series consists of deep and very deep, well
drained soils on uplands. They formed in residuum weathered from sandstone
and/or conglomerate. Slopes are 0 to 25 percent. Saturated hydraulic
conductivity is moderately high to high. Mean annual temperature ranges from 50
to 55 degrees F. Mean annual precipitation ranges from 40 to 48 inches. Often,
the Lansdale loam is formed over bedrock
with high levels or weathered feldspar.
The Quakertown
series consists of deep well drained soils on uplands. They formed in residuum
weathered from fine grained sandstone, sillstone, or thin bedded argillite.
Typically Quakertown soils have a dark grayish brown silt loam Ap horizons and
dark brown firm heavy silt loam and light silty clay loam B2t horizons over
firm channery silt loam and shattered and weathered sandy siltstone C horizons.
At the valley bottoms, soils often
become alluvial, meaning they are washed by stream action. Where their are no
streams, wetness and eroded clays and silts produce soils such as the Rowland
or Abottstown Series.
The Rowland
series consists of very deep, moderately well and somewhat poorly drained soils
formed in alluvial sediments weathered from red and brown shale, sandstone, and
conglomerate. Slopes range from 0 to 3 percent. Saturated hydraulic
conductivity is moderately high to high above about 40 inches and high in the
underlying stratified sand and gravel. Mean annual precipitation is 44 inches.
Mean annual temperature is 51 degrees F.
The Abbottstown
series consists of deep and very deep, somewhat poorly drained soils. They
formed in residuum from acid red shale, siltstone and sandstone. They are on
concave upland slopes of 0 to 15 percent. Saturated hydraulic conductivity is
moderately low to moderately high above the fragipan and moderately low in and below
the fragipan. Mean annual precipitation is 46 inches. Mean annual temperature
is 52 degrees F.
Tedrow, JCF. 1986. Soils of New
Jersey. Robert E. Krieger Publishing Company, Malabar , Florida. 479 pp.link on
REFERENSI
Cahyono,
Aris, tanpa tahun, Sandstone Arkose.
Tidak diterbitkan
Anonim.
Tanpa tahun. (Online), (eologyandmining.blogspot.com/2011/04/batuan-sedimen.html,
diakses 26 Maret 2013)
Anonim,
2013, (Online), (http://www.sandatlas.org/2012/09/arkose/, diakses 26 Maret
2013)
(Online),
(http://adesmansa.blogspot.com/2011/09/asosiasi-mineral-dalam-batuan-25-arkose.html,
dikses 26 Maret 2013)
(Online),
(http://khairani-mediageo.blogspot.com/2012/04/batuan-sedimentasi.html,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
(http://semangatgeos.blogspot.com/2011/06/klasifikasi-batupasir-batupasir.html,
26 Maret 2013)
(Online),
(http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang-menyusun-bumi/,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
(http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/03/13/batuan-sedimen-pettyjohn-1975-bab-7-pasir-dan-batupasir/,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
(http://thekoist.wordpress.com/2012/04/26/tetek-bengek-2-komposisi-tekstur-struktur-dan-klasifikasi-batuan-sedimen-batupasir/,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
(http://dexnachicharito.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-batuan.html, diakses, 26
Maret 2013)
(Online),
(http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/asosiasi-mineral-dalam-batuan.html, diakses
26 Maret 2013)
(Online),
(http://core.ecu.edu/geology/harper/Sedimentary/display_new.cfm?ID=14,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
http://college.cengage.com/geology/resources/protected/physicallab/resourcedesk/rockgallery/sedimentary/sandstone/arkose.htm,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
http://www.thefreedictionary.com/arkose, diakses 26 Maret 2013)
(Online),
http://www.princetonsoilinstitute.com/special-topics/arkose-soils-of-the-stockto.html,
diakses 26 Maret 2013)
(Online),
http://www.answers.com/topic/arkose, diakses 26 Maret 2013)
(Online),
http://www.google.com/search?q=arkose+uses&hl=en&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=L2VSUbukCIrOrQfjooGIAg&ved=0CAoQ_AUoAQ&biw=1280&bih=638#hl=en&tbm=isch&sa=1&q=arkose+sandstone&oq=arkose+sandstone&gs_l=img.12...0.0.1.1740.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c..7.img.iADBNbFrZho&bav=on.2,or.r_qf.&bvm=bv.44342787,d.bmk&fp=4c2b22805caaab9d&biw=1280&bih=638,
diakses 26 Maret 2013)
Iman,
Mishbah Nur, 2012, Laporan Pengamatan
Batuan Sandstone Arkose. Tidak diterbitkan
Rogers,
John J. W., 1966, Fundamaentals of
Geology. New York and London : Harper & Row, Publisher.
Ernest,
W. G., 1969, Earth Materials. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc.
JUAL BONGKAHAN BACAN DOKO SUPER
ReplyDeleteASLI DARI HALMAHERA SELATAN ( PULAU KASIRUTA )
BAHAN BACAN SUPER KRISTAL MALUKU UTARA.
Kondisi bahan ;.
- Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis.
- Bahan tua (galian lama).
- Kualitas super kristal- Sudah tembus.
- Bahan keras dan padat.
- Siap gosok poles.
- Daging utuh, tanpa kapur.
- Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak.
- Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik
Daftar harga :
1 0ns ; Rp 500rb
5.ons Rp.1.250.000
1.kg Rp 2.500.000
5 kg Rp 6.000.000
10 Kg Rp 8.000.000
15,kg Rp.10,000,000,
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan dan bongkahan batu bacan ukuran kecil Origin untk yg mau pesan hub ;
Hp.082347225054
pin :2A846D86
#.stock terbatas
Siapa cepat dia dapat
Bagi yg merasa sudah minat dan ingin transaksi pembelian dengan kami,
Adapun cara yg kami sediakan:COD bisa silahkan datang ke alamat saya di daerah Halmahera selatan
Alamat:Jl.Buana Seli No.76 Rt 016 / Rw 002,Desa Labuha,Kecamatan Bacan,halmahera selatan maluku utara,dan bagi peminat batu bacan di luar kota bisa kami kirim melalui jasa pengiriman seperti:JNE/TIKI/KANTOR POS,
*Bagi peminat luar kota silahkan dikirim fotmat pemesanang sebagai berikut:
-Nama Lengkap
-Alamat lengkap
-No HP(Hendpoon) yang selalu aktif
-Jika sudah di isi formatnya silahkan CALL/SMS di nmr sebagai berikut:
Hp.082347225054
pin :2A846D86
jika barang sudah kami kirim,kami berikan no.resi pengiriman barang yang anda pesan,dan kami sengaja melayani pembelian luar kota ,kami ingin cari rekan bisnis jual bongkahan batu bacan di luar kota dan siapa tau ada yang minat hubungi kami terimah kasih.Wassalam