Skip to main content

Sandstone Arkose





 





MAKALAH MATA KULIAH
ILMU PENGETAHUAN BUMI

ANALISIS BATUAN DAN MINERAL

SANDSTONE ARKOSE
(BATU PASIR AKRKOSE)




OLEH

NAMA                                   : AGUSTIN FATMAWATI
NIM                                        : 110321406341
OFF                                         : A-C
HARI/TANGGAL                 : KAMIS/ 28 APRIL 2013
DOSEN MATA KULIAH    : SITI ZULAIKHA, M.Si



JURUSAN FISIKA FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2013

SANDSTONE ARKOSE (BATU PASIR ARKOSE)


GAMBAR BATU PASIR ARKOSE








 





















 



















RUMUS KIMIA
Arkose adalah salah satu jenis batu pasir yang biasanya tersusun dari kuarsa sebagai mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar (MgAlSi3O8) jumlahnya lebih banyak dari kuarsa. Selain dua mineral utama tersebut arkose juga mengandung mineral-mineral yang bersifat kurang stabil, seperti clay , microline , biotitedan plagioklas

PENDAHULUAN
Batuan adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh kumpulan atau kombinasi dari satu macam mineral atau lebih. Batuan yang dibentuk oleh berbagai jenis dan susunan mineral dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1.      Batuan beku (igneous rocks)
Batuan beku terbentuk dari prosees pembekuan magma dalam perjalanannya menuju permukaan bumi, termasuk hasil aktivitas gunung api. Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel maupun kerak bumi. Berikut ini adalah pembagian jenis-jenis batuan beku
1)      Batuan beku dalam
2)      Batuan beku korok
3)      Batuan beku luar
2.      Batuan endapan (sedimentary rocks)
Batuan endapan atau sedimen terbentuk dari proses pengendapan bahan lepas (fragmen) hasil pelapukan batuan lain yang terangkut dari tempat asalnya oleh air, es, atau angin, yang kemudian mengalami proses pemadatan dan perekatan. Jenis batuan sedimen antara lain :
1)      Batu kapur (Limestone)
2)      Batu pasir (sandstone)
3)      Batu lempung
3.      Batuan metamorf (metamorphic rocks)
Batuan metamorf terentuk dari proses perubahan batuan asal (batuan beku atau sedimen), baik perubahan bentuk atau struktur maupun mineralnya akibat pengaruh tekanan atau temperatur tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru.
Batuan metamorf dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1)      Batuan metamorf kontak
2)      Batuan metamorf tekan
3)      Batuan metamorf regional

Para ahli geologi membagi batu pasir secara umum menjadi tiga kelompok yang berbeda.
1.      Orthoquartzites, sedimen ini terdiri atas kwarsa hampir secara menyeluruh. Orthoquartzites menyebar secara luas dan merupakan batu pasir yang umum di midwestern Amerika Serikat.
2.      Arkoses, arkose berbeda dengan orthoquartzites dilhat dari isi feldspar, sebagian besar orthoclase atau microline. Arkose berkembang di berbagai lingkungan sedimen dan khususnya dapat ditemukan di dekat dasar sedimentary column.
3.      Graywackes, batu ini ditandai oleh kelimpahan fragmen dari batu karang yang ada sebelumnya. banyak graywackes, sesungguhnya, berisi fragmen kwarsa kecil, plagioclase, dan mungkin orthoclase atau microline. Pada magnesium dan besi. ketika kita mendiskusikan evolusi benua, kita akan temukan graywackes adalah karakteristik untuk dalam dan dengan cepat surut depositional kolom/dok/bak dikenal sebagai geosinklin
Batu Pasir Arkose
Ciri-ciri khusus               : Kaya akan batu pasir dalam massa batuan yang
 tersusun dari mineral aluminium silikat           bercampur dengan potasium, kalium, sodium dan barium. Dasarnya adalah sesuatu yang tersedia, tetapi fosil-fosil yang langka. Mencairnya zat asam hidrolika, yang mana disebabkan oleh semen yang mengeras
Warna                              : Mengkilap kecoklatan, abu-abu atau pink, putih keabuan
Lingkungan                        : nonmarine (sering fluviatil pada iklim semi-arid)
Type                                    : sedimentary – detrital
Sediment                             : sand (fine, medium, coarse)
Tekstur dan Butiran       : Biasanya butirannya sedang (2 mm / 1/16 dalam rata-rata) tapi butirannya baik. Butiran mineral tidak dapat bersatu.
Komposisi                       : Terdiri atas batu pasir kuarsa yang memuat  seperempat massa batuan yang tersusun dari mineral alimunium silikat bercampur dengan potasium, kaliu, sodium, dan barium dengan pengerasan atau semen oksida besi, mungkin juga terdapat mika.
Daerah pembentukkan   : Diperoleh dari perubahan cuaca, pemindahan dan penyimpanan dari batuan granit.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia (khususnya pantai dan gumuk pasir)

KARAKTERISTIK
Feldspathic sandstone dan Arkose
Definisi-Definisi
Istilah feldspathic sandstone digunakan untuk menamakan batupasir dimana felspar merupakan detritus penyusun yang penting, biasanya cukup melimpah untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Istilah arkose, di lain pihak, adalah suatu kategori khusus dari feldspathic sandstone. Arkose merupakan istilah lama yang asal-usulnya tidak diketahui secara pasti; orang yang pertama-tama memakai istilah arkose adalah Brogniart (Oriel, 1949). Brogniart (1826) menulis makalah yang pertama-tama membahas tentang arkose dan kebenaan geologinya. Pengertian arkose relatif tidak banyak mengalami perubahan sejak dimunculkan pertama kali hampir dua abad yang lalu. Arkose umumnya berbutir kasar dan disusun oleh partikel menyudut, terutama kuarsa dan felspar, serta diasumsikan berasal dari granit atau batuan yang berkomposisi granitik. Kuarsa biasanya berperan sebagai material dominan dalam arkose, meskipun dalam arkose tertentu felspar memiliki kelimpahan yang lebih tinggi dibanding kuarsa. Material lain penyusun arkose memiliki kelimpahan yang lebih rendah dibanding kuarsa dan felspar.
 Arkose
Hingga dewasa ini para ahli belum sepakat untuk menentukan berapa jumlah felspar minimum yang harus dimiliki oleh suatu batupasir agar batupasir itu masih dapat dinamakan arkose. Allen (1936) menempatkan limit bawah pada angka 25%; Krynine (1940) menempatkan limit bawah pada angka 30%, namun kemudian (Krynine, 1948) diubah menjadi 25%. Pettijohn (1949) menyetujui limit bawah diletakkan pada angka 25% dan mengusulkan agar istilah feldspathic sandstone digunakan secara terbatas untuk menamakan batupasir yang mengandung felspar 10–25% dari semua material detritus yang ada didalamnya. Istilah subarkose dewasa ini digunakan untuk menamakan apa yang dulu disebut sebagai feldspathic sandstone oleh Pettjohn (1949). Arkose didefinisikan ulang oleh Pettijohn (1954) untuk menamakan batupasir yang mengandung 25% atau lebih material labil (felspar dan fragmen batuan), dimana 50% atau lebih dari material labil itu berupa felspar. Dengan merujuk pada definisi ini, arkose dapat mengandung felspar paling tidak 12,5%.
Definisi arkose yang dikemukakan di atas gagal untuk membedakan arkose yang sebenarnya dari feldspathic graywacke karena sebagian feldspathic graywacke mengandung felspar > 25%. Menurut definisinya, graywacke mengandung matriks dalam jumlah yang relatif banyak, sedangkan arkose mengandung semen (biasanya kalsit). Walau demikian, sebagian arkose juga mengandung lempung diantara parttikel-partikel penyusun rangka. Bagaimana kita dapat membedakan arkose seperti itu dari feldspathic sandstone? Secara umum, arkose memang berasal dari hasil disintegrasi batuan granitik yang kaya akan K-felspar. Di lain pihak, felspar yang biasa mencirikan graywacke adalah Na-felspar. Berbeda dengan arkose, graywacke juga kaya akan berbagai varietas fragmen batuan yang asal-usulnya beragam. Secara umum, matriks graywacke merupakan material kloritik, sedangkan lempung dalam arkosic wacke cenderung berupa lempung kaolinitik dan umumnya berwarna merah karena adanya pigmen besi. Perbedaan komposisi itu secara umum berasosiasi dengan modus keterdapatan yang berbeda serta dengan susunan internal atau struktur yang juga berbeda. Hubungan antara beberapa tipe pasir tersebut di atas dilukiskan secara diagramatis pada gambar 7-5.
Kemas dan Komposisi
Arkose umumnya berbutir kasar serta terutama disusun oleh kuarsa dan felspar. Batuan ini biasanya berwarna merah muda atau kemerahan. Warna itu muncul karena pengaruh felspar yang ada didalamnya atau, dalam beberapa kasus, karena adanya matriks lempung merah. Sebagian arkose berasal dari batuan granitik atau gneisik yang mengandung felspar abu-abu atau putih sehingga cenderung berwarna abu-abu atau putih, kecuali apabila didalamnya terdapat material pengandung besi.
Mineral utama penyusun arkose adalah kuarsa, meskipun kadang-kadang felspar dapat berperan sebagai material dominan. Karena cenderung kasar, partikel kuarsa penyusun arkose cenderung berupa kuarsa polikristalin. Sebagian partikel penyusun arkose berupa granul komposit yang disusun oleh kuarsa dan felspar. Partikel penyusun arkose umumnya tidak membundar. Dengan beberapa pengecualian, felspar penyusun arkose berupa mikroklin. Felspar dalam arkose bervariasi mulai dari felspar segar hingga felspar lapuk (terkaolinisasi), atau merupakan felspar yang terlapukkan sebagian. Dalam arkose yang tersemenkan oleh kalsit, felspar penyusunnya dapat memperlihatkan gejala replacement, mulai dari sekedar korosi pada sisi partikel felspar hingga replacement total. Dalam arkose lain, felspar memperlihatkan regenerasi. Maksudnya, felspar dapat memperlihatkan gejala overgrowth, dimana material overgrowth itu jernih dan tidak memperlihatkan perkembaran. Mika berbutir kasar, baik yang berupa muskovit maupun biotit (dan biotit yang terkloritisasikan), merupakan material lain yang biasanya hadir dalam arkose. Mika cenderung sejajar dengan bidang perlapisan. Mika itu umumnya terlengkungkan atau terdeformasi akibat tekanan-tekanan yang diberikan oleh partikel lain yang ada disekitarnya. Biotit dapat mengalami kloritisasi atau terubah akibat oksidasi. Batupasir arkosik dengan provenansi campuran dapat mengandung fragmen batuan dan berubah secara berangsur menjadi lithic arenite berbutir kasar.
Kalsit merupakan material penyemen yang sering ditemukan dalam arkose muda. Sebagian arkose tua memperlihatkan secondary overgrowth pada felspar dan kuarsa yang ada didalamnya. Enlargement seperti itu, jika berlangsung lengkap, akan menghasilkan batuan yang terlitifikasi kuat dan dilihat selintas sangat mirip dengan gneis granit, terutama pada singkapan kecil. Sebagian arkose yang tidak mengandung semen, namun memiliki matriks kaolinitik, umumnya berwarna merah karena adanya pigmentasi oksida besi. Batuan seperti itu dinamakan batumerah (redstone) oleh Krynine (1950).
Komposisi kimia ruah arkose mencerminkan komposisi mineralnya. Dominansi kuarsa dan felspar dalam arkose terlihat dari tingginya kadar SiO2, Al2O3, dan K2O dalam batuan tersebut. Jika tersemenkan oleh kalsit, CaO dan CO2 akan menjadi senyawa dominan. Arkose biasanya dapat dibedakan dari batupasir kuarsa (ortokuarsit) karena kadar SiO2 dalam arkose lebih rendah, sedangkan kadar Al2O3 dan K2O dalam arkose lebih tinggi dibanding ortokuarsit. Arkose berbeda dari graywacke karena relatif kaya akan K2O, namun relatif miskin akan Na2O. Lihat gambar 7-6. Berbeda dengan arkose, graywacke cenderung kaya akan MgO. Kadar besi total dalam graywacke, khususnya FeO, mencerminkan matriksnya yang bersifat kloritik.
Arkose adalah jenis batupasir dengan jumlah butiran feldspar >25&. Arkose butirnya tidak saling mengunci, butirannya membulat dan dipisahkan dengan material semen dengan butiran yang halus. Batuan ini umumnya berwarna merah daging dan bertekstur klastik dengan struktur masif dengan ukuran butir sebesar 1/16-2mm.
Mineral-mineral dalam Arkose antara lain:
- Mineral Orthoklas, berwarna merah daging dengan ukuran pasir.Memilki kilap mutiara, translucent, dengan kelimpahan sangat melimpah
- Mineral kuarsa dengan kilap kaca, tak berwarna dengan ketembusan cahaya transparent dengan ukuran 1/16-2mm. Kelimpahan mineral ini dalam Arkose cukup melimpah
Genesa Batuan :
Arkose merupakan batuan sedimen hasil dari lithifikasi material-material sedimen yang tertranspportasi tidak jauh dari batuan induknya, biasanya granit. Hal ini ditandai dengan butiran-butirannya yang masih agak runcing.
Arkose biasanya cukup bersih tetapi bentuk butirannya tidak terlalu baik karena bersudut-sudut dan juga pemilahannya tidak terlalu baik. Kandungan mineral lainnya, secara berurutan sesuai presentase dapat dilihat pada tabel D. Komposisi kimia arkose ditunjukkan pada tabel E dimana terlihat bahwa arkose mengandung lebih sedikit silika jika dibandingkan dengan orthoquartzites.

KEGUNAAN/MANFAAT
Batu pasir telah digunakan untuk kontruksi dalam negeri dan peralatan rumah tangga sejak zaman prasejarah. Batu pasir merupakan bahan bangunan yang populer karena relatif lunak sehingga mudah untuk diukir. Telah banyak digunakan diseluruh dunia untuk membangun kuil-kuil, katedral, rumah, air mancur hias, patung, dan bangunan lain.
Selain itu manfaat batu pasir diantaranya ialah sebagi berikut:
  • Industri gelas kaca: Batu pasir kuarts mengandung senyawa silika yang merupakan oksida pembentuk gelas.
  • Industri Semen: Sebagai pengontrol kandungan silika dalam semen yang akan dihasilkan.
  • Industri Keramik: Bahan baku pembuatan tegel mosaik/ email.
  • Industri gerinda: Sebagai pengamplas.
  • Industri pengecatan logam: Bahan baku pasir cetak dan sebagai bahan penghilang karat dalam industri logam.
·         Milstone untuk menghaluskan jagung

INFORMASI TAMBAHAN
Varietas dan Cara Terdapatnya
Arkose muncul baik sebagai residuum yang mirip dengan selimut dan terletak di bagian dasar paket batuan sedimen yang menindih granite terrane atau sebagai endapan tebal berbentuk baji yang berselingan dengan konglomerat pengandung granit serta dengan batulanau dan serpih merah.
Basal arkose, karena tipis dan lapisannya relatif tidak berkesinambungan, jarang ditemukan dalam volume yang besar. Ke atas, basal arkose dapat berubah cepat menjadi pasir biasa yang miskin akan felspar. Salah satu contoh terbaik dari arkose adalah bagian bawah Lamotte Sandstone (Kambrium) di daerah Ozark, Missouri, dimana formasi itu terletak di atas granit Prakambrium (Ojakangas, 1963). Basal arkose merupakan residuum yang sedikit terrombakkan. Mundurnya laut ke arah darat di daerah batuan granitik menyebabkan terombakkannya arkose yang semula menyelimuti batuan granit itu. Perombakan dan penghilangan bagian halus yang meluruh menyebabkan tersisanya residu felspatik yang, apabila terkonsolidasi, akan disebut arkose atau subarkose, tergantung kadar felspar yang terkandung didalamnya. Material seperti itu memiliki penyebaran yang terbatas, yakni hanya pada bagian bawah formasi atau pada baji perselingan granite wash di dekat dasar atau berasal dari perbukitan granit yang terkubur. Pada beberapa kasus, residuum itu demikian sedikit terombakkan dan sedikit terdekomposisi sehingga, ketika terlifikasi, endapannya sangat mirip dengan granit. Endapan seperti itu biasa disebut recomposed granite atau reconstitute granite. Batuan seperti itu dapat dikenal secara keliru dalam singkapan kecil, dalam keratan pengeboran, atau dalam inti bor. Pada inti bor, sukar bagi kita untuk mengetahui apakah kita telah mencapai “basement” granitik atau apakah kita baru menembus suatu lidah granite wash. Dalam singkapan sekalipun, terutama dalam beberapa Precambrian terrane dimana batuan-batuan welded akibat metamorfisme, kontroversi dapat berkembang berkaitan dengan meta-arkose: apakah batuan itu merupakan sedimen arkosik, granit, atau sedimen yang mengalami granitisasi. Kontak antara granit dengan arkose yang merupakan residunya mungkin berangsur dan, jika material yang di atas itu benar-benar material sedimenter, maka kontak itu disebut gradational unconformity. Salah satu contoh yang baik dari gradational unconformity adalah kontak antara arkose Arkean dengan granit di Danau Saganaga, perbatasan Ontario-Minnesota. Kontak itu telah dibahas oleh Grant (Winchell dkk, 1899) dan Clements (1903).
Kriteria untuk membedakan granit yang sebenarnya dengan recomposed granite cukup banyak, namun umumnya sukar untuk diterapkan. Granit yang sebenarnya dapat memperlihatkan gnessic foliation samar yang tidak akan hadir jika terjadi disintegrasi lengkap serta hanya mengalami sedikit perombakan. Granit yang sebenarnya juga terpotong oleh aplit dan korok komplementer lain. Recomposed granite, jika kita mencoba melihatnya dalam keseluruhan singkapan, biasanya mengandung beberapa fragmen atau kerikil granit serta gejala perlapisan yang samar. Sifat dari recomposed granite itu jauh berbeda dengan khuluk granit yang berbutir rata atau dengan tekstur porfiritik dari beberapa batuan intrusi. Arkose yang mengalami sedikit atau tidak mengalami transportasi—residual arkose—pada dasarnya tidak terpilah dan biasanya memiliki matriks yang kaya akan lempung, umumnya berwarna merah, dengan kelimpahan ≥ 20%. Istilah redstone digunakan untuk menamakan arkosic wacke tersebut (Krynine, 1950; Hubert, 1960). Batuan yang telah mengalami rekomposisi memiliki prosentase kuarsa yang lebih tinggi dibanding granit. Sedikit pembundaran felspar (felspar ini hendaknya tidak tertukar dengan resorbed phenocryst) juga dapat hadir didalamnya. Keratan pengeboran hanya dapat menawarkan kriteria yang relatif sedikit, meskipun sedikit pembundaran dan melimpahnya kuarsa yang menjadi ciri khas dari sedimen mungkin merupakan kriteria yang paling bermanfaat.
Arkose juga muncul sebagai endapan yang berkaitan dengan pengangkatan tubuh granit. Arkose yang berkaitan dengan pengangkatan dan denudasi pluton granit itu membentuk endapan berbentuk baji yang tebal, biasanya berbutir kasar, dan umumnya konglomeratan. Contoh-contoh yang baik dari tipe arkose itu adalah New Haven arkose, Portland arkose, dan arkose lain yang termasuk ke dalam Newark Series (Trias) di Connecticut dan negara-negara bagian yang terletak di bagian timur Amerika Serikat (Krynine, 1950); endapan arkosik dalam Lyons formation dan Fountain formation (Karbon Awal) di Fort Range, Colorado (Hubert, 1960); Old Red Sandstone di Skotlandia (Mackie, 1948); serta beberapa bagian Molassa Tersier di bagian selatan Jerman dan Swiss (Gasser, 1968). Arkose pada beberapa sabuk mobil bersifat anomali karena felspar yang ada didalamnya merupakan Na-felspar, bukan K-felspar. Gejala seperti itu ditemukan dalam beberapa arkose Arkean (Walker & Pettijohn, 1971) serta Swauk Arkose (Paleosen) di Washington (Foster, 1960). Bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak contoh-contoh endapan arkosik dengan tipe dan umur yang beragam dipersilahkan untuk menelaah karya tulis klasik yang disusun oleh Barton (1916).
Wilayah perisai secara umum dicirikan oleh endapan granitik sehingga memiliki potensi yang tinggi sebagai penghasil arkose. Arkose yang agaknya berkaitan dengan wilayah perisai adalah Jotnian sandstone (Prakambrium) di Finlandia (Simonen & Kuovo, 1955) dan Swedia (Gorbatscher & Klint, 1961); Sparagmites di Norwegia dan Swedia (Hadding, 1929), pasir Kapur awal (pra-Aptian) di bagian barat Venezuela yang berasal dari Guayana Shield; Kazan Formation (Prakambrium) di Northwest Territories (Donaldson, 1967); serta bagian bawah Lorrain Quartzite (Huronian) di Ontario (Hadley, 1968).
 Asal-Usul dan Kebenaan Geologi
Konfigurasi lapangan dan komposisi mineral dengan jelas memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara arkose dengan provenansi granitik. Dengan demikian, pasir arkosik tersebar secara terbatas pada cekungan lokal atau pada daerah yang detritusnya berasal dari bongkah batuan granitik yang terangkat dan terdenudasi atau di sekitar perisai granitik. Secara petrografi, cekungan penyaliran besar menghasilkan endapan yang beragam dan tidak akan menghasilkan pasir arkosik. Meskipun agak felspathic, namun pasir dalam sungai-sungai besar mungkin bukan berupa arkose, melainkan lithic sand. Dengan demikian, arkose memiliki tempat dan waktu yang terbatas dalam rekaman geologi.
Walau demikian, pasir yang kaya akan kuarsa (yakni batupasir kuarsa) juga berasal dari provenansi granitik. Sebenarnya, apabila ditelusuri, semua pasir kuarsa berasal dari batuan pluton yang banyak mengandung kuarsa. Batuan seperti itu merupa-kan “granit” dalam pengertian luas. Jadi, mengapa sebagian pasir sangat kaya akan felspar, sedangkan pasir lain tidak?
Kebenaan felspar detritus telah menjadi bahan perdebatan hangat di kalangan para ahli. Kehadiran felspar dalam jumlah besar pada beberapa batupasir (arkose) telah mendorong munculnya teori yang menyatakan bahwa kondisi iklim tertentu, yang menyebabkan tertahannya dekomposisi felspar, diperlukan untuk memungkinkan selamatnya dan terakumulasinya felspar dalam sedimen (Mackie, 1899). Karena itu, pembentukan arkose dipostulasikan memerlukan iklim yang sangat kering (yang mengimplikasikan tidak adanya air sedemikian rupa sehingga peluruhan kimia tidak berlangsung baik) atau iklim sangat dingin (yang mengimplikasikan tertahannya aksi kimia). Data yang cukup banyak dewasa ini memungkinkan disenyempurnakannya “teori iklim” itu. Krynine (1935) mengamati pembentukan arkose di bawah kondisi tropis yang lembab, dengan temperatur rata-rata 26oC dan curah hujan tahunan rata-rata 300 cm. Hasilnya menunjukkan bahwa felspar tidak saja terakumulasi dalam sedimen di bawah kondisi sepertii tu, namun pemelajaran yang kritis terhadap endapan feldspathic purba menghasilkan banyak bukti bahwa banyak diantara endapan itu buikan merupakan produk iklim yang ekstrim. Reed (1928), misalnya saja, mencatat bahwa batupasir Eosen di California, yang mengandung hampir 50% felspar, mengandung flora yang hanya dapat hidup di bawah kondisi hangat-lembab. Catahoula Sandstone di Texas (Eosen?), mengandung flora pesisir tropis meskipun batuan itu mengandung felspar hampir 50% (Goldman, 1915). Sebagaimana dikemukakan oleh Barton (1916), batupasir arkosik yang terbentuk di bawah kondisi lembab mengandung felspar yang tidak atau hanya sedikit terlapukkan. Campuran felspar segar dengan felspar yang sedikit terlapukkan atau terubah dalam beberapa sedimen mungkin dapat diterangkan sebagai produk torrential erosion pada daerah tinggi yang dialasi oleh batuan pengandung felspar di bawah kondisi iklim hangat. Arkose yang terbentuk di bawah kondisi iklim yang ekstrim tidak atau hanya akan mengandung sedikit felspar yang lapuk.
Jika kandungan felspar tidak bergantung pada iklim, lalu apa manfaat dari pengetahuan mengenai kandungan felspar itu? Pelapukan felspar memerlukan tidak saja iklim yang sesuai, namun juga waktu yang relatif panjang. Intensitas proses peluruhan dikontrol oleh iklim, sedangkan lamanya proses-proses itu berlangsung ditentukan oleh relief. Daerah berelief tinggi mengalami erosi yang relatif cepat sedemikian rupa sehingga felspar di daerah seperti itu dapat terhindar dari penghancuran. Felspar yang tidak terhancurkan itu kemudian masuk ke dalam cekungan pengendapan. Jika reliefnya rendah, laju erosi juga rendah dan, jika iklimnya sesuai, felspar akan terdekomposisi seluruhnya. Dengan demikian, kehadiran atau ketidakhadiran felspar merupakan hasil kesetimbangan antara laju dekomposisi dengan laju erosi. Jadi, arkose merupakan indeks dari ekstrimitas iklim dan aktivitas tektonik. Apakah sekumpulan felspar lebih mencerminkan kondisi iklim atau kondisi tektonik, hal itu harus dikaji lebih mendalam dengan menggunakan kriteria lain yang lebih dari sekedar kehadiran atau ketidakhadiran felspar.

Uluru
Uluru, dikenal juga sebagai Ayers Rock, adalah sebuah formasi batu berukuran besar di Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta, sekitar 350 km di barat daya kota Alice Springs, Northern Territory, Australia. Uluru adalah benda keramat bagi para Aborigin dengan banyak mata air, gua, dan lukisan primitif.

Pandangan panorama saat matahari terbenam di Uluru.

Penamaan

Nama Uluru digunakan oleh orang Aborigin dan tidak memiliki makna khusus dalam Pitjantjatjara, bahasa setempat.
Ulurumap.png
Pada Oktober 1872, penjelajah Ernest Giles menjadi orang asing pertama yang melihat batuan ini namun tidak bisa mendekat karena dihalangi Danau Amadeus dan hanya menyebutnya sebagai "the remarkable pebble". Pada bulan Juli 1873, surveyor William Gosse mengunjungi batu ini dan menamainya Ayers Rock, untuk menghormati Chief Secretary Australia Selatan, Sir Henry Ayers.
Pada 1993, diadopsilah kebijakan nama dual sehingga pada 15 Desember, namanya menjadi Ayers Rock / Uluru dan pada 6 November 2002, namanya dibalik menjadi Uluru/Ayers Rock atas permintaan dari Asosiasi Turisme Regional Alice Springs.

Deskripsi

Uluru merupakan salah satu dari ikon alam Australia yang paling terkenal. Formasi pasir yang terkenal sedunia berdiri 348 m (1142 ft) tinggi (863 m / 2831 ft di atas permukaan laut) dengan sebagian besar massa berada di bawah tanah, dan ukuran lingkar 9,4 km (5,8 mil). Kedua Uluru dan Kata Tjuta memiliki makna budaya besar untuk Aṉangu Tradisional pemilik tanah, yang mengarah ke jalan-jalan wisata menginformasikan pengunjung lokal tentang flora dan fauna, makanan dan semak Aborigin Mimpi cerita kawasan.
Uluru adalah penting untuk muncul untuk mengubah warna berbeda sebagai cahaya pemogokan itu pada waktu yang berbeda dari hari dan tahun, dengan matahari terbenam yang luar biasa terutama ketika melihat glows sebentar merah. Meskipun curah hujan yang jarang di daerah ini semiarid, selama periode basah batu mengakuisisi satu perak-warna abu-abu, hitam dengan streaks algae pembentukan di daerah-daerah yang berfungsi sebagai saluran untuk air mengalir.
Kata Tjuta, juga disebut Mount Olga atau Olgas, merupakan salah satu formasi batuan sekitar 25 km (16 mil) dari Uluru. Khusus melihat daerah dengan akses jalan dan parkir telah dibangun wisatawan untuk memberikan yang terbaik dilihat dari kedua situs saat fajar dan senja.
Komposisi
Uluru adalah terdiri dari dominant  kasar arkose, jenis pasir dicirikan oleh kelimpahan dari feldspar, dan beberapa konglomerat. Komposisi rata-rata adalah 50% feldspar, kuarsa 25-35% dan sampai dengan 25% fragmen batuan kebanyakan adalah feldspar K-feldspar dengan hanya kecil plagioclase sebagai subrounded butir dan sangat inclusions diubah dalam K-feldspar yang biasanya 2-4 butir millimetres (0.079-0.16 dalam) di garis tengah, dan tajam ke subangular, yang pasir halus yang diurutkan dengan baik, dengan penyortiran menurun dengan peningkatan ukuran butiran fragmen batuan yang termasuk subrounded basal, selalu digantikan oleh derajat ke berbagai chlorite dan epidote, yang hadir menyarankan mineral asal dari sumber granit besar, mirip dengan Blokir Musgrave yang terkena selatan. Ketika relatif segar, batu yang memiliki warna abu-abu, namun pelapukan besi tanah mineral oleh proses oksidasi memberikan permukaan luar lapisan batu merah-brown rusty colour. Fitur yang berkaitan dengan endapan dari endapan termasuk lintas seperai dan ripples, analisis yang ditunjukkan dari endapan luas dangkal energi tinggi berhubung dgn sungai dan saluran banjir lembar, khas dari alluvial fans. [4] [5]
Usia dan asal
Mutitjulu Arkose yang diyakini menjadi sekitar usia yang sama seperti di Kata Tjuta konglomerat, dan ada yang serupa asal walaupun jenis batu yang berbeda, tetapi lebih muda dari yang terkena batu di sebelah timur Gunung Conner, [4] dan tidak terkait dengan mereka. Strata di Uluru yang hampir vertikal, penyelaman di selatan barat di 85 °, dan memiliki ketebalan terkena sedikitnya 2.400 m (7900 ft). Strata yang menukik di bawah sekitar polos dan tidak ada keraguan memperpanjang baik luar Uluru di bawah permukaan, tetapi di mana tidak diketahui. Batu pasir pada awalnya, didepositkan sebagai bagian dari luas alluvial fan yang panjang dari nenek moyang dari Musgrave, Mann Petermann Ranges dan ke sebelah selatan dan barat, tetapi terpisah dari dekat kipas angin yang didepositkan pasir, batu kerikil dan cobbles bahwa sekarang make up Kata Tjuta. [4] [5] yang mirip dengan komposisi mineral Mutitjulu Arkose dan granit berkisar di selatan sekarang jelasnya. Nenek moyang yang berkisar di selatan pernah jauh lebih besar daripada eroded remnants kita lihat hari ini. Mereka berdesak-desakan sampai saat gunung bangunan episode disebut sebagai Petermann Orogeny yang terjadi pada akhir Neoproterozoic ke awal Cambrian kali (550-530 Ma), sehingga Mutitjulu Arkose diyakini telah didepositkan di sekitar waktu yang sama. Arkose di atas batu pasir yang membuat formasi yang terdiri dari biji-bijian yang menunjukkan sedikit penyortiran berdasarkan ukuran butiran, pameran sangat sedikit dan pembulatan feldspars di batuan yang relatif segar dalam tampilannya. Ketidakjelasan ini penyortiran dan gandum pembulatan adalah khas dari arkosic sandstones dan indikasi yang relatif cepat dari erosi granites berkembang dari gunung di sebelah selatan. Pada lapisan pasir yang hampir horisontal ketika didepositkan, namun kemudian mereka tilted dekat posisi vertikal saat nanti episode dari gunung bangunan, kemungkinan di Alice Springs Orogeny dari usia Palaeozoic (400-300 Ma)

Arkose: Soils of the Stockton Sandstone

Soils that form on the Stockton Sandstone are particularly interesting. This page will provide detailed discussions about these soils at a later date. 
The Stockton Sandstone formation is one of the prominent members of the Newark Group of rocks, Triassic-Jurassic in age, that occupy the Piedmont of New Jersey, Pennsylvania, Maryland, and parts of Connecticut. the discussion presented here concentrates on New jersey and Pennsylvania. Most of the sedimentary rocks have been block faulted, or faulted during extrusions of igneous rocks like diabase. Diabase can be observed in such places as Round Valley Reservoir, Sourland Mountains, Princeton Ridge, and even so far south as Gettysburg Pennsylvania where Devil's Den was a Civil War battlefield element in 1863. A description of the Stockton Sandstone from the Annual Report of the New Jersey State Geologist 1897 is presented in the next paragraph. A fuller discussion of the Newark Group is within the Annual Report of 1897 
"Constitution --The basal beds of the system are found at Trenton, where they rest upon the older crystalline rocks--the Philadelphia- Trenton gneiss belt. They consist of (a) coarse, more or less dis- integrated arkose conglomerates; (b) yellow micaceus, feldspathlc sandstone; (c) brown-red sandstones, and (d) soft-red argillaceous shales. These are iuterbedded and many times repeated. The characteristic beds are the arkose conglomerates and sandstones, the latter of which afford valuable building stones.
This series of beds is best shown in the quarries near Wilburtha, five miles northwest of Trenton; in all the quarries near Stockton, and along the base of the Palisades, from Weehawken northward,the rapid alternation of beds from shales to freestones and to arkose conglomerate is shown. Not infrequently a wen-marked bed thins out rapidly within the limits of a quarry, or even disappears entirely, its place being taken by a layer of a different texture. In other cases the bed, although retaining its identity as a distinct layer, yet changes so in texture or color along its plane that it would not be recognized as the same bed were it not visible continuously. Thendividual layers have the shape of very broad, thin lenses, which overlap at their edges where they thin out.
The cross.bedded structure, often observed in the sandstones, the ripple-marks, mud-cracks and impressions of raindrops found in the ehaly layers, all indicate that these beds were accumulated in shallow water in close proximity to the shore, after the manner of seashore deposits of the present day. The direction and velocity of the currents were constantly changing, thus permitting the deposition of fine sand or mud directly upon layers of gravel. At times the mud fiats were exposed to the air. and became dried and cracked under the sun's rays, or violent rainstorms beat down upon them, leaving the impressions of the raindrops upon the surface. With the return of high water another layer of silt was deposited, and in some cases at least the impressions were preserved."
Tedrow (1986) presents a thorough discussion of the general distribution pattern and characteristics of the soils developed on the "Gray Sandstone" which is also known as the Stockton Sandstone.
It is important to recognize that these sandstones were laid down during periods of the Triassic when the Appalachians were being eroded. Therefore, there are many instances where lateral variations create great variability at the weathered surface, not due to soil variability, but due to bedrock variability. This bedrock variability is referred to as facies, and it is not unusual to find a soil pattern on the surface that shows Hazleton, Lansdale, and Quakertown series complexes simply due to the fact that there are different underlying rocks. If one were to observe an outcrop of the Stockton formation, it would generally be possible to see transitions laterally of conglomerate, mudstone, quartz-stone, and stone with high arkose content. 
If we consider the soil series simply as they appear in a transect (line) from outcrop to valley bottom, the following sequence is typical:
The Hazleton Series  series consists of deep and very deep, well drained soils formed in residuum of acid gray, brown or red sandstone on uplands. Slope ranges from 0 to 80 percent. Permeability is moderately rapid to rapid. Mean annual precipitation is about 48 inches. Mean annual air temperature is about 51 degrees F.. Loam. Shallow, rocky (Channers and flagstones), with some feldspar and occasional  quartz gravel from conglomerates.
The Lansdale series consists of deep and very deep, well drained soils on uplands. They formed in residuum weathered from sandstone and/or conglomerate. Slopes are 0 to 25 percent. Saturated hydraulic conductivity is moderately high to high. Mean annual temperature ranges from 50 to 55 degrees F. Mean annual precipitation ranges from 40 to 48 inches. Often, the Lansdale loam is formed over bedrock with high levels or weathered feldspar.
The Quakertown series consists of deep well drained soils on uplands. They formed in residuum weathered from fine grained sandstone, sillstone, or thin bedded argillite. Typically Quakertown soils have a dark grayish brown silt loam Ap horizons and dark brown firm heavy silt loam and light silty clay loam B2t horizons over firm channery silt loam and shattered and weathered sandy siltstone C horizons.
At the valley bottoms, soils often become alluvial, meaning they are washed by stream action. Where their are no streams, wetness and eroded clays and silts produce soils such as the Rowland or Abottstown Series.
The Rowland series consists of very deep, moderately well and somewhat poorly drained soils formed in alluvial sediments weathered from red and brown shale, sandstone, and conglomerate. Slopes range from 0 to 3 percent. Saturated hydraulic conductivity is moderately high to high above about 40 inches and high in the underlying stratified sand and gravel. Mean annual precipitation is 44 inches. Mean annual temperature is 51 degrees F.
The Abbottstown series consists of deep and very deep, somewhat poorly drained soils. They formed in residuum from acid red shale, siltstone and sandstone. They are on concave upland slopes of 0 to 15 percent. Saturated hydraulic conductivity is moderately low to moderately high above the fragipan and moderately low in and below the fragipan. Mean annual precipitation is 46 inches. Mean annual temperature is 52 degrees F. 
Tedrow, JCF. 1986. Soils of New Jersey. Robert E. Krieger Publishing Company, Malabar , Florida. 479 pp.link on

REFERENSI

Cahyono, Aris, tanpa tahun, Sandstone Arkose. Tidak diterbitkan

Anonim. Tanpa tahun. (Online), (eologyandmining.blogspot.com/2011/04/batuan-sedimen.html, diakses 26 Maret 2013)

Anonim, 2013, (Online), (http://www.sandatlas.org/2012/09/arkose/, diakses 26 Maret 2013)

(Online), (http://adesmansa.blogspot.com/2011/09/asosiasi-mineral-dalam-batuan-25-arkose.html, dikses 26 Maret 2013)



(Online), (http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang-menyusun-bumi/, diakses 26 Maret 2013)

(Online), (http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/03/13/batuan-sedimen-pettyjohn-1975-bab-7-pasir-dan-batupasir/, diakses 26 Maret 2013)

(Online), (http://thekoist.wordpress.com/2012/04/26/tetek-bengek-2-komposisi-tekstur-struktur-dan-klasifikasi-batuan-sedimen-batupasir/, diakses 26 Maret 2013)

(Online), (http://dexnachicharito.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-batuan.html, diakses, 26 Maret 2013)

(Online), (http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/asosiasi-mineral-dalam-batuan.html, diakses 26 Maret 2013)


(Online), http://college.cengage.com/geology/resources/protected/physicallab/resourcedesk/rockgallery/sedimentary/sandstone/arkose.htm, diakses 26 Maret 2013)

(Online), http://www.thefreedictionary.com/arkose, diakses 26 Maret 2013)

(Online), http://www.princetonsoilinstitute.com/special-topics/arkose-soils-of-the-stockto.html, diakses 26 Maret 2013)

(Online), http://www.answers.com/topic/arkose, diakses 26 Maret 2013)

(Online), http://www.google.com/search?q=arkose+uses&hl=en&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=L2VSUbukCIrOrQfjooGIAg&ved=0CAoQ_AUoAQ&biw=1280&bih=638#hl=en&tbm=isch&sa=1&q=arkose+sandstone&oq=arkose+sandstone&gs_l=img.12...0.0.1.1740.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c..7.img.iADBNbFrZho&bav=on.2,or.r_qf.&bvm=bv.44342787,d.bmk&fp=4c2b22805caaab9d&biw=1280&bih=638, diakses 26 Maret 2013)

(Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Uluru, diakses 26 Maret 2013)

Iman, Mishbah Nur, 2012, Laporan Pengamatan Batuan Sandstone Arkose. Tidak diterbitkan

Rogers, John J. W., 1966, Fundamaentals of Geology. New York and London : Harper & Row, Publisher.

Ernest, W. G., 1969, Earth Materials. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Comments

  1. JUAL BONGKAHAN BACAN DOKO SUPER
    ASLI DARI HALMAHERA SELATAN ( PULAU KASIRUTA )
    BAHAN BACAN SUPER KRISTAL MALUKU UTARA.
    Kondisi bahan ;.
    - Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis.
    - Bahan tua (galian lama).
    - Kualitas super kristal- Sudah tembus.
    - Bahan keras dan padat.
    - Siap gosok poles.
    - Daging utuh, tanpa kapur.
    - Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak.
    - Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik
    Daftar harga :
    1 0ns ; Rp 500rb
    5.ons Rp.1.250.000
    1.kg Rp 2.500.000
    5 kg Rp 6.000.000
    10 Kg Rp 8.000.000
    15,kg Rp.10,000,000,
    Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
    Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
    setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan dan bongkahan batu bacan ukuran kecil Origin untk yg mau pesan hub ;
    Hp.082347225054
    pin :2A846D86

    #.stock terbatas
    Siapa cepat dia dapat
    Bagi yg merasa sudah minat dan ingin transaksi pembelian dengan kami,
    Adapun cara yg kami sediakan:COD bisa silahkan datang ke alamat saya di daerah Halmahera selatan
    Alamat:Jl.Buana Seli No.76 Rt 016 / Rw 002,Desa Labuha,Kecamatan Bacan,halmahera selatan maluku utara,dan bagi peminat batu bacan di luar kota bisa kami kirim melalui jasa pengiriman seperti:JNE/TIKI/KANTOR POS,
    *Bagi peminat luar kota silahkan dikirim fotmat pemesanang sebagai berikut:
    -Nama Lengkap
    -Alamat lengkap
    -No HP(Hendpoon) yang selalu aktif
    -Jika sudah di isi formatnya silahkan CALL/SMS di nmr sebagai berikut:
    Hp.082347225054
    pin :2A846D86

    jika barang sudah kami kirim,kami berikan no.resi pengiriman barang yang anda pesan,dan kami sengaja melayani pembelian luar kota ,kami ingin cari rekan bisnis jual bongkahan batu bacan di luar kota dan siapa tau ada yang minat hubungi kami terimah kasih.Wassalam

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fungsi Kontinu dan Diskontinu

  A.       Definsi Fungsi Kontinu dan Diskontinu               Berikut ini akan ditunjukan definisi fungsi kontinu dan diskontinu; grafik fungsi kontinu dan diskontinu, serta contoh dan latihan soal dari fungsi kontinu. 1.         Definsi Fungsi Kontinu dan Diskontinu                               Berdasarkan definisi pada bagian a, dapat diperoleh bahwa  dikatakan kontinu di , jika dipenuhi tiga sy a rat berikut ini: 1.        ada 2.       Nilai  ada 3.                      ...

Konsep Dasar Fisika pada Pompa Hidram

A.                 PENDAHULUAN Air sebagai kebutuhan pokok kehidupan adalah komponen vital bagi kualitas kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia memiliki daya konsumsi air  yang cukup besar pada bidang pertanian, terutama dalam hal irigasi. Namun sayangnya pada kondisi geografis Indonesia, seringkali beberapa daerah merupakan daerah berbukit-bukit dan pegunungan yang terkadang menjadi kendala untuk memenuhi suplai air bagi pertanian di daerah hulu.