MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sesuai dengan lampiran
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa
karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Tiga ranah
kompetensi memiliki lintasan perolehan yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
“mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses.
Memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu yaitu tematik antar mata pelajaran, dan tematik
dalam suatu mata pelajaran perlu diterapkan pembelajaran berbasis penelitian. Mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis proyek.
Demikian pula pada Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
mengatakan bahwa seorang pendidik untuk menilai kompetensi keterampilan
melalaui penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
proyek dan penilaian portofolio. Penilaian
proyek yang dilakukan oleh seorang pendidik, masih menurut Standar penilaian
adalah dilakukan setiap akhir bab atau tema pelajaran. Silabus mata pelajaran
matematika yang dibuat oleh Kemdikbud untuk kelas VII terdiri dari 11 bab.
Sehubungan dengan itu, perlu pemahaman tentang konsep atau definisi model
pembelajaran berbasis proyek, ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran
berbasis proyek, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek serta kelebihan
model pembelajaran berbasis proyek juga contoh penerapan model pembelajaran
berbasis proyek.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
seperti yang termuat berikut ini:
1.
Bagaimana
definisi dan tujuan model
pembelajaran project based learning?
2.
Bagaimana
prinsip-prinsip model pembelajaran project
based learning dalam pembelajara matematika?
3.
Bagaimana
karakteristik model pembelajaran project
based learning?
4.
Bagaimana
langkah-langkah model pembelajran project based learning?
5.
Apa kelebihan, kelemahan, dan hambatan
penerapan model pembelajaran project
based learning?
6.
Bagaiaman contoh
penerapan model pembelajaran project based learning dalam pembelajaran matematika.
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang termuat di atas,
maka tujuan penulisan makalah ini seperti yang termuat berikut ini:
1.
Mendeskripsikan
definisi dan tujuan dari model
pembelajaran project based learning.
2.
Menguraikan
prinsip-prinsip model pembelajaran project
based learning.
3.
Mengetahui
karakteristik model pembelajaran project based learning.
4.
Mendeskripsikan langkah-langkah dari model pembelajaran PjBL.
5.
Mendeskripsikan
kelebihan, kelemahan, dan
hambatan penerapan model pembelajaran project
based learning.
6.
Mendeskripsikan
contoh penerapan model pembelajaran project based learning dalam pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
dan Tujuan Model
Pembelajaran Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi
dan memahaminya (Sutirman, 2013).
Model pembelajaran PjBL ini bertujuan untuk memfokuskan pembelajaran pada permasalahan komplek
yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahami pembelajaran
melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif
yang mengintegrasikan berbagai subjek dalam kurikulum, memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten dengan menggunakan berbagai
cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Melalui PjBL, proses inquiry
dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik
dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek dalam
kurikulum. Setelah
pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing
peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis
Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah
topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang
dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang
berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri
harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang
dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis
produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja
yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok
untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
B. Prinsip Pembelajaran Project Based Learning.
Berikut
ini prinsip-prinsip model pembelajaran Project Based Learning menurut Thomas (2010);
1.
Prinsip
sentralis menegaskan bahwa PjBL harus merupakan esensi dari kurikulum,
dilakukan sebagai kegiatan utama dalam pembelajaran, bukan hanya sebagai
kegiatan pendamping atau praktik tambahan untuk memahami konsep yang sedang
dipelajari.
2.
Prinsip
pertanyaan pendorong atau penuntun berarti kerja proyek yang dilakukan harus
mendorong siswa memperoleh konsep dan
prinsip suatu bidang tertentu.
3.
Prinsip
investigasi konstruktif merupakan proses yang mengarah pada pencapaian
tujuan yang mengandung kegiataninkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. PjBL juga
harus mencakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan.
4.
Prinsip
otonomi memberikan kebebasan pada siswa untuk menentukan sendiri pilihan dan
bertanggungjawab atas proyek yang dilakukannya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator
dan motivator dalam pelaksanaan proyek siswa. Oleh karena itulah, lembar kerja
siswa dan petunjuk praktikum bukan merupakan instrumen PjBL.
5.
Prisip
realistis mengandung arti bahwa proyek yang dilakukan oleh siswa merupakan
sesuatu yang nyata terjadi di masyarakat bukan merupakan sebuah simulasi yang
dibuat-buat. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat belajar pada dunia kerja
sesungguhnya.
C. Karakteristik Model Pembelajaran Project
Based Learning
Berikut ini akan dideskripsikan karakteristik dari model pembelajaran project based learning menurut Grant, (2011), seperti yang termuat berikut
ini:
1.
Peserta
didik
membuat sebuah keputusan tentang sebuah kerangka keja.
2.
Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada peserta didik.
3.
Peserta
didik mendesain
proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan.
4.
Peserta
didik secara
kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk
memecahkan permasalahan.
5.
Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6.
Peserta
didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan.
7.
Produk akhir aktivitas belajar dan evaluasi
secara kualitatif.
8.
Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap
kesalahan dan perubahan.
D. Langkah-langkah Model
Pembelajaran Project Based Learning
Diperlukan
langkah-lah dalam model pembelajaran. Adapun langkah-langkah model pembelajaran
project based learning adalah seperti
yang termuat berikut ini (Ridwan, 2014):
1.
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta
didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang
ada. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil
topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk
para peserta didik.
2.
Mendesain perencanaan proyek, sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3.
Menyusun jadwal. Langkah ini merupakan langkah nyata dari
sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target. Pengajar dan peserta didik
secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain : a)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek; b)
membuat deadline penyelesaian proyek; c) membawa peserta didik agar merencanakan
cara yang baru; d) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan e) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4.
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan dan perkembangan proyek, dalam hal ini guru/pengajar
bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada
setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5.
Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian
dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber. Penilaian dilakukan
untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
sama atau mata pelajaran lain. Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
E. Kelebihan, Kelemahan, dan
Hambatan dalam Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning
Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Model pembelajaran Project Based Learning juga memiliki kelebihan dan
kekurangan menurut Maryani
& Fatmawati, (2015); Triani, W. (2015); & Wulandari & Surjono, (2013)., seperti yang termuat
berikut ini:
1.
Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran project based learning yaitu sebagai
berikut.
a.
Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah.
b.
Model PjBL dapat meningkatkan kolaborasi diantara peserta
didik.
c.
Meningkatkan keterampilan peserta
didik untuk melakukan pengelolaan
terhadap sumber belajar yang diperoleh.
d.
Model pembelajaran ini dapat memberikan suatu pengalaman pada
peserta
didik untuk mengorganisasikan
suatu proyek.
e.
Model pembelajaran PjBL mampu mendorong peserta
didik untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan
komunikasi.
f.
Model pembelajaran ini mampu membuat peserta
didik lebih aktif dan berhasil
dalam memecahkan masalah – masalah yang bersifat kompleks.
g.
Mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, mampu
mendorong kemampuan siswa untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang
bersifat penting dan mereka merasa perlu untuk dihargai.
h.
Model pembelajaran ini mendorong peserta
didik untuk berpikir kreatif.
i.
Mendorong peserta didik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang bermakna dan menyenangkan.
2.
Kelemahan dari model pembelajaran PjBL
a.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah yang
sedang dibicarakan cendrung lama.
b.
Memerlukan peralatan yang
banyak, karena
harus disediakan untuk melaksanakan model pembelajaran ini, sebab model
pembelajaran PjBL dilakukan melalui sebuah penelitian secara sistematis.
c.
Ditinjau dari kemampuan peserta didik, terdapat kemungkinan
tentang adanya peserta didik yang kurang aktif dalam
kegiatan bekerja secara berkelompok.
d.
Sikap keputusasaan peserta
didik ketika mengalami kegagalan
dalam penelitian, sehingga mengurangi rasa percaya dirinya dan minatnya untuk
mencoba kembali.
3.
Beberapa
hambatan dalam implementasi model Pembelajaran Berbasis Proyek
antara lain berikut ini :
a.
Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan
banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
komplek.
b.
Banyak orang tua peserta didik yang merasa
dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru.
c.
Banyak guru
merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana instruktur memegang peran utama
di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
d.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
F. Contoh
Penerapan Project Based Learning
dalam Pembelajaran Matematika
Pada
penerapan model pembelajaran PjBL, peserta didik diharapkan dapat membuat sebuah proyek atau pembelajaran
berbasis produksi. Sebagai contoh pembuatan sebuah kotak atau box yang
berbentuk persegi. Setelah itu peserta didik mendesain perencanaan proyek dengan
cara menentukan panjang sisi tersebut, serta membuat timeline untuk
menyelesaikan proyek. Kemudian pada sela pembuatan proyek guru melakukan
monitoring atau berperan menjadi mentor bagi para peserta didiknya. Setelah selesai pengerjaan, peserta
didik diharapkan dapat
menguji hasil proyek dan mempresentasikannya di depan kelas. Contoh dari pengerjaan
proyek yaitu peserta didik mampu mendesain gambar jaring-jaring kubus dan kemudian membentuk kubus atau box sesuai dengan gambar yang mereka
buat.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai
media dan menggunakan masalah sebagai awal pelaksanaan pembelajaran. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Prinsip yang dimiliki
oleh model pembelajaran ini diantaranya prinsip sentralis, prinsip pertanyaan
pendorong, prinsip investigasi konstruktif, prinsip otonomi, dan prinsip
realistis.
Karakteristik dari model pembelajaran ini berawal dari
permasalahan yang diberikan pada peserta didik, kemudian peserta didik membuat
keputusan mengenai sebuah kerangka kerja, mendesain proses untuk menentukan
solusi atas permasalahan, adanya tanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan, penilaian yang dilakukan secara
kontinu, adanya refleksi terhadap aktivitas yang sudah dijalankan. Langkah-langkah dalam model pembelajaran
berbasis proyek diawali dengan penentuan pertanyaan mendasar, mendesain
perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.
Model pembelajaran berbasis proyek, guru dan peserta didik memiliki peran. Peran guru
adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran, membuat strategi pembelajaran,
menilai dan membimbing peserta didik dalam
pengerjaan proyek. Sedangkan peserta didik
dituntut menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, melakukan riset
sederhana, melakukan kegiatan kelompok, serta menghasilkan sebuah produk dari
proses pembelajaran.
B.
Saran
Penerapan
model
pembelajaran PjBL,
guru diharapkan dapat menyajikan masalah yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Selain itu, guru juga mampu memfasilitasi
kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran, membimbing dan memantau
aktivitas peserta didik dalam proses perencanaan proyek, membuat proyek, serta
merancang penilaian terhadap proyek.
DAFTAR
PUSTAKA
Grant,
M. (2011). Learning, beliefs, and products: Students' perspectives with
project-based learning. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning,
5(2). Retrieved from http://docs.lib.purdue.edu/ijpbl/vol5/iss2/6/.
Maryani, I dan Fatmawati, L. (2015). Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar: Teori
dan Praktik. Yogyakarta: Deepublish.
Ridwan. (2014). Pembelajaran
Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara
Sutirman.
(2013). Media dan
model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta:Graha Ilmu
Thomas,
J.W. (2010). A review of research on Project Based Learning. http://www.bobpearlman.org/BestPratices/PBL.Research.pdf
(accessed 13/10/2017.
Triani, W. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning terhadap Hasil Belajar.
Wulandari, B dan Surjono, H.D. (2013). Pengaruh Problem Based
Learning terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di
SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, (3), (2): 178-191.
Comments
Post a Comment